Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Tutup di Jalur Pantura

Kompas.com - 16/02/2008, 12:44 WIB

Laporan wartawan Kompas Alb. Hendriyo Widi Ismanto

PATI, SABTU- Semakin siang, kemacetan lalu lintas di jalur pantai utara Jawa Tengah bagian timur semakin parah. Sabtu (16/2) siang ini, kemacetan dilaporkan sudah terjadi sejak dari Kecamatan jegulo di Kabupaten Kudus hingga Rembang atau sekitar 50 kilometer. Bahkan ada informasi kemacetan sudah sampai ke Lasem.

Untuk kelancaran lalu lintas, polisi memberlakukan sistem buka tutup atau satu arah secara bergiliran. Selain itu, juga dilakukan pengalihan arus lalu lintas untuk kendaraan-kendaraan kecil.

Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional Kepolisian Resor Pati Amlis Chaniago menyatakan, Kepala Polres Pati juga telah memerintahkan agar truk-truk besar untuk sementara dimasukkan ke kantong-kantong parkir yang tersedia di tiga lokasi. Dua tempat di Kabupaten Kudus, yakni di Kecamatan Jati dan Kecamatan Tenggelek, sedangkan satu lokasi kantong parkir ada di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Menurut Chaniago, masing-masing kantong parkir itu bisa menampung 50 truk besar. Truk-truk besar itu dikeluarkan dari kantong parkir itu sesuai dengan pemberlakuan sistem buka tutup itu.

Untuk mengurangi volume kendaraan, semua kendaraan kecil dari arah timur yang akan ke Kudus diminta lewat Rembang terus ke Purwodadi terus ke Kudus atau Semarang. Demikian juga sebaliknya.

Lebarkan jalur

Semenatara itu, polisi sudah memberi masukan kepada pemerintah daerah setempat agar dilakukan pelebaran badan jalan. Jalan Pantura Pati-Juwana yang selama ini hanya cukup untuk dua kendaraan dari dua arah diminta untuk dilebarkan menjadi empat lajur.

Selain itu, pelebaran jalan alternatif dari Jaksa hingga Juwana juga mutlak dilakukan untuk memudahkan pengalihan jalur jika terjadi banjir atau gangguan di jalur Pantura. "Selama ini jalan alternatif itu belum bisa dilalui truk besar," kata Chaniago.

Peningkatan kualitas jalan utama Pantura juga mendesak dilakukan, karena truk-truk yang melintas di jalur itu umumnya melanggar ketentuan batas maksium kapasitas angkutnya. Akibatnya, jalan mudah rusak. Bulan lalu, misalnya, baru saja dilakukan perbaikan jalan Pati-Juwana, tetapi sekarang kondisinya sudah rusak parah lagi.


Sementara itu, banjir saat ini sebenarnya sudah surut meskipun masih menggenangi kawasan permukiman penduduk. Di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, misalnya, banjir masih menggenangi rumah penduduk dengan ketinggian antara 20-30 cm.

Lurah Gadingrejo Sri Widyowati menyebutkan, jumlah rumah yang tergenang di desanya mencapai 580 unit. Sedangkan tambak yang rusak mencapai 170 hektar, dan sawah 25 hektar. Padahal, tambak-tambak itu umumnya sedang diisi ikan dan bandeng dengan usia dua bulan, sementara padi di sawah hampir siap dipanen.

Banjir di Gadingrejo juga mengakibatkan sejumlah sekolah terendam dan poliklinik desa tidak bisa berfungsi. Siswa sekolah sudah diliburkan sejak Selasa lalu. Sejumlah penduduk masih mengungsi di sebuah masjid, sementara sebagian besar pengungsi sudah pindah ke rumah-rumah kerabatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com