Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Ubi Kayu untuk Etanol Habis Dimakan Ternak

Kompas.com - 02/02/2008, 19:15 WIB

LABUAN BAJO, SABTU - Tanaman ubi kayu di lahan ratusan hektar di Dataran Wol, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Manggarai Barat, NTT saat ini dalam kondisi mengenaskan. 

Tanaman ubi kayu varietas Landras Lumajang (Caspro) yang diproyeksikan untuk bahan baku etanol itu banyak batangnya yang habis dimakan sapi dan kerbau, bahkan ada yang dimakan hingga umbinya.

Akibatnya, diperkirakan panen raya yang dijadwalkan Senin (4/2) banyak yang gagal. Proyek ubi kayu Landras Lumajang itu senilai Rp 2,8 miliar yang diambil dari APBD Tahun Anggaran 2007.

"Bapak (pers) supaya lebih percaya lebih baik saksikan sendiri. Ubi kayu ditanam bulan April lalu (2007) bertumbuh baik, sampai sekarang tentunya tinggi tanaman sudah segini (menunjuk sebatas lutut orang dewasa). Tapi sekarang tak ada sama sekali. Kalau pun ada sebagian nampak tumbuh daun muda berasal dari batang atau umbi yang tak termakan seluruhnya oleh ternak," kata Nico, warga Desa Golo Ronggot, Sabtu, di Labuan Bajo.

Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat, Matheus Janing membenarkan kalau di Dataran Wol banyak batang tanaman yang rusak akibat disantap ternak.

"Kami sedang mempertimbangkan, kalau memang tak memungkinkan dengan perlindungan pagar kayu, kami merencanakan akan membuat pagar kawat untuk melindungi areal tanaman agar ternak tak dapat masuk lagi," kata Matheus Janing.

Janing juga menjelaskan, karena beberapa faktor memang apa yang direncanakan dalam proyek ubi kayu untuk etanol itu tak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari rencana 1.000 hektare (ha) areal penanaman stek ubi kayu itu yang terealisasi hanya 763,5 ha. Sementara luas tanaman yang berhasil (dari 763,5 ha) itu hanya 51,2 persen atau 390,93 ha yang terdiri dari 5.028.483 pohon (52 persen). Diperkirakan dari pohon yang berhasil ditanam tersebut akan menghasilkan 25.142 ton.

Proyek Ubi Caspro itu memang terkesan kontroversial hingga DPRD pun membentuk panitia khusus (pansus) untuk menyelidiki adanya dugaan korupsi. Aparat Kepolisian Resor Manggarai Barat, dan kejaksaan kini juga sedang melakukan penyelidikkan.(SEM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com