Nenek Baha Hidup Berteman Kucing di Tengah Hutan

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Menghabiskan masa tua indah sambil berkumpul dengan anak-anak serta cucu-cucu yang lucu dan menggemaskan tak bisa dinikmati Baha (85) seperti para orang lansia lainnya.

Di hari tuanya, manula yang tidak punya sanak keluarga ini justru harus berjuang seorang diri di tengah hutan. Peringatan hari lansia pada Rabu (29/5/2013) seolah tak berpengaruh bagi Baha. Dia hidup puluhan tahun di hutan Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar.

Baha yang tidak pernah menikah sepanjang hidupnya memang pernah punya sanak keluarga dan saudara, tetapi mereka telah meninggal lebih dahulu. Baha kini tinggal seorang diri dan menumpang di atas tanah milik orang lain.

Kebun berukuran tak lebih 30 x 20 meter di bawah pohon ini ditanami apa saja yang bisa dimakan, seperti singkong dan ubi, sebagai pengganjal perut jika persediaan beras pemberian warga sudah tak ada di gubuknya. Rumah beratap rumbia dan berdinding daun kelapa milik Baha didirikan di tanah hutan.

Setiap hari, Baha hanya berteman dengan lima ekor kucing yang setia mendampinginya. Dulu, Baha pernah punya lampu pelita dari minyak tanah, tetapi karena minyak tanah subsidi sudah ditarik pemerintah serta kini harganya melambung tinggi dan sulit dicari, praktis Baha tak punya penerangan apa pun di malam hari.

"Saya biasanya kalau takut karena hujan atau angin kencang biasa menumpang di rumah warga," ujar Baha.

Beberapa bulan lalu, gubuk yang ditopang dengan empat tiang bambu ini pernah hancur berantakan dihantam angin puting beliung. Baha sempat terkatung-katung karena kehilangan tempat tinggal. Beruntung, warga turun tangan membenahi rumahnya itu.