Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Eurico Guterres Dikecam?

Kompas.com - 01/05/2013, 12:46 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com — Pernyataan dukungan kepada pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya-Beni Litelnoni (Frenly), yang disampaikan secara terbuka oleh Ketua Umum Uni Timor Aswain (Untas), Eurico Guterres, pekan lalu, langsung mendapat kritikan dari sejumlah tokoh masyarakat eks Timor Timur (Timtim), yang berdomisili di Atambua, Kabupaten Belu.

Salah seorang tokoh masyarakat eks Timtim dari Ermera, Zeka Pareira, Selasa (30/4/2013), mengatakan, Untas merupakan organisasi kemasyarakatan yang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak warga eks Timtim sehingga sangat tidak dibenarkan jika digunakan untuk kendaraan dalam Pilgub NTT.

"Ini Ormas yang melindungi dan memperjuangkan hak-hak warga eks Timtim, bukan organisasi untuk mengarahkan warga eks Timtim mendukung paket Frenly," katanya.

Pernyataan dukungan yang disampaikan Untas beberapa waktu lalu, kata Pareira, merupakan pendapat dan dukungan pribadi dari Eurico Guterres dan segelintir orang. "Bukan keputusan bulat warga eks Timtim yang ada di NTT," tegas Pareira.

"Sebagai Ketua Untas NTT, harusnya Eurico Guterres tidak membawa-bawa nama Untas untuk menggalang dukungan, terutama mendukung paket Frenly. Selain itu, harusnya pimpinan Untas memberikan keleluasaan kepada warga untuk memilih siapa pemimpin NTT, bukan mengarahkan warga eks Timtim menggunakan ormas yang ada," sambung Pareira.

Menurut Pareira, keputusan dukung-mendukung yang disampaikan Eurico sangat mencederai warga eks Timtim yang ada di NTT sebab diputuskan sendiri-sendiri tanpa melibatkan masyarakat akar rumput. "Harusnya Eurico bisa memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat eks Timtim, bukan mengarahkan untuk mendukung Frenly. Masyarakat saat ini sudah pintar untuk memilih, jadi jangan suka mengarahkan masyarakat dalam memilih," jelas Pareira.

aereira juga mengatakan, apa yang dilakukan Eurico tidak menggambarkan sebagai pemimpin Untas yang memiliki independensi, juga intelektualitas yang baik. Pasalnya, hal tersebut mencederai demokrasi dan hak masyarakat eks Timtim untuk secara bebas memilih.

"Dukung-mendukung yang dilakukan petinggi Untas dalam Pilgub NTT segera dihentikan sehingga masyarakat eks Timtim tidak terkotak-kotak dan merusak tatanan demokrasi yang sudah dibangun. Jangan catut dan bawa-bawa warga eks Timtim untuk kepentingan politik sesaat. Untas hendaknya memperjuangkan kepentingan warga eks Timtim yang hingga sekarang masih bertahan di kamp-kamp dan masih jauh dari kesejahteraan daripada masuk dalam politik," kata Pareira lagi.

Untuk diketahui, Pilgub NTT sendiri dilaksanakan dalam dua putaran. Setelah pada pemilihan pertama Senin (18/3/2013) lalu, jumlah suara tak mencapai 30 persen, urutan pertama peraih suara terbanyak ialah pasangan Frans Lebu Raya dan Benni Alexander Lytelnoni (Frenly) yang meraih 681.273 suara atau hanya mencapai 29,80 persen dari 2.270.094 total suara sah. Urutan kedua pasangan Esthon L Foenay dan Paul Edmundus Tallo 515.836 suara (22,56 persen), yang akan berhak maju pada putaran kedua nanti, yakni 22 Mei 2013 mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com