Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi Beku India Beredar di Nunukan

Kompas.com - 09/04/2013, 15:41 WIB
Lukas Adi Prasetya

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com Peternak sapi di Nunukan akan kolaps jika Pemkab Nunukan, Kalimantan Timur, tidak bisa mencegah masuknya daging sapi beku kemasan asal India dan Australia. Daging itu masuk dari Kota Tawau, Sabah, Malaysia, yang dekat dengan Nunukan.

"Apa lagi yang bisa kami lakukan? Kami tidak mendapat perlindungan di Nunukan, dan karena itu daging sapi harus kami lempar ke Kota Tarakan. Di Tarakan, tidak ada daging beku kemasan itu yang beredar di masyarakat," kata Hasan Basri, Kepala Bagian Humas Pemkab Nunukan, Selasa (9/4/2013).

Di Nunukan, harga daging sapi kemasan asal India dan Australia itu sangat murah, Rp 50.000-Rp 70.000 per kg. Adapun harga daging sapi lokal minimal Rp 90.000 per kg. Selisih harga ini menggoda sebagian masyarakat serta warung-warung makan dan pedagang kaki lima.

Secara rasa dan tingkat kesegaran, daging beku kemasan kalah jauh dibandingkan rasa daging sapi lokal. Daging beku itu pasti sudah berbulan-bulan masuk freezer sebelum sampai Nunukan dan sudah tidak layak konsumsi. "Mungkin tidak laku dijual di sana, terus dijual di sini," katanya.

Hasan Basri mengutarakan, daging beku kemasan itu sudah sekitar lima tahun diketahui masuk Nunukan dari Tawau, Malaysia, secara ilegal. Ia mengaku sulit mencegah peredarannya.

Daging beku itu bisa beredar di Nunukan karena ada permintaan di kota itu. Penjagaan di pelabuhan sudah dilakukan, tetapi barang tetap saja bisa masuk entah dari mana. Karena itu, yang bisa dilakukan Pemkab Nunukan hanya mengimbau agar masyarakat tidak mengonsumsinya.

"Memang, kemasannya berlabel, dan ada tanggal kedaluwarsanya. Tetapi kita kan tidak tahu bagaimana kenyataan sebenarnya, dan mengapa kok bisa murah sekali. Wajar jika kami mempertanyakan aspek kesehatannya. Yang jelas, daging itu tidak segar, dan bisa mengundang penyakit," ujar Hasan.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com