Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Salib, Ribuan Warga Ambon Turun ke Jalan

Kompas.com - 30/03/2013, 15:14 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

Nama Penulis : Rahmat Rahman Patty Kode Penulis : K54-12 Nomor Telepon : 085243430931 Keyword Foto : --- Warga Ambon Menangis, Saksikan Jalan Salib

AMBON, KOMPAS.com — Ribuan umat Katolik di Kota Ambon, Sabtu (30/3/2013) siang, secara khusyuk dan penuh hikmat mengikuti prosesi jalan salib, yaitu napak penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus di Bukit Golgota. Dramatisasi jalan salib melibatkan lebih dari 100 pemuda dari Paroki Bintang Laut Ambon.

Prosesi dimulai dari Gereja Katedral Franciscus Xaverius, Ambon. Dari tempat itu ribuan warga mengiringi jalan salib melewati sejumlah kawasan di Ambon sebelum akhirnya finis di Lapangan Merdeka yang ditetapkan sebagai tempat penyaliban. Sejumlah jalan yang dilalui prosesi ini ditutup lalu dibuka kembali begitu ribuan orang selesai melintas di jalan itu.

Meskipun cuaca sangat panas dan sesekali turun hujan, warga terlihat antusias dan penuh semangat mengikuti kisah sengsara Yesus dengan mengenang detik-detik wafatNya.

Penderitaan Yesus yang diperankan seorang anak muda Ambon ini membuat ratusan warga khususnya kaum ibu dan anak-anak tak kuasa menahan pilu. Tak sedikit yang menangis melihat adegan sedih saat Yesus ditangkap pasukan Romawi, dicambuk, dan jatuh tiga kali saat memanggul salib.

Puncak keharuan terjadi di Lapangan Merdeka. Yesus disalib. Sejumlah warga terlihat histeris karena tak mampu menahan kesedihannya atas gambaran penderitaan yang dialami Yesus.

Perjalanan salib hidup yang menggambarkan kisah sengsara Yesus Kristus ini tidak hanya disaksikan ribuan warga Kristiani, tetapi juga di saksikan umat non-kristiani di Ambon.

Pastor Paroki Gereja Katedral Franciscus Xaverius, Ambon, Theo Amilwatin, kepada Kompas.com seusai prosesi jalan salib mengungkapkan, prosesi ini merupakan wujud penghormatan kepada Yesus Kristus atas kisah sengsara dalam menebus dosa umat manusia. "Kami berharap kisah ini dapat diresapi dan dijadikan teladan bagi umat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com