Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencemaran Teluk Ambon Kian Parah

Kompas.com - 01/11/2012, 14:52 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Eko Radiyanto, mengaku prihatin dengan pencemaran sampah di Teluk Ambon yang semakin parah. Keprihatinannya disampaikan Eko dalam kegiatan finalisasi penyusunan model penanganan pencemaran pesisir Teluk Ambon di Balai Kota Ambon, Kamis (1/11/2012).

"Saya secara pribadi merasa prihatin dengan pencemaran yang terjadi di Teluk Ambon. Karena kawasan pesisir dan laut dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir, baik untuk sampah maupun limbah lainnya," kata Eko.

Dikatakan, pencemaran di teluk Ambon harus segera diatasi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Dirjen KP3K sendiri telah menempuh berbagai cara, termasuk dengan penyusunan model penanganan pencemaran teluk dan pesisir, yang menempatkan Kota Ambon dalam hal ini Teluk Ambon sebagai salah satu pilot project, bersama-sama dengan Kota Tangerang.

"KKP melalui KP3K sangat memperhatikan pencemaran Teluk Ambon, dan kita minta agar masalah ini dapat diatasi," tandasnya.

Tindak lanjut dari penanganan pencemaran di Teluk Ambon, kata Radiyanto, pada dasarnya terkendala dengan ketersediaan anggaran, sehingga belum bisa dijalankan dalam bentuk program-program besar.

"Karena itu, pola penanganan yang dilakukan baru sebatas pada pembangunan MCK," katanya.

Sedangkan pola lain yang diharapkan bisa dikembangkan di Kota Ambon untuk penanganan pencemaran di Teluk Ambon, adalah dengan memilih satu sub Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari tiga sampai empat desa. Kemudian dari satu sub DAS itu dilakukan sistem penanganan sampah dan juga limbah cair.

"Tahun ini kita mulai dengan kegiatan dari contoh aktivitas kecil di lapangan, misalnya pembangunan MCK. Kalau ada anggaran lebih, baru akan dilanjutkan dengan sistem pengolahan limbah cair secara terpadu. Ini juga perlu didukung oleh pemerintah daerah melalui penyediaan anggaran, untuk bersama-sama dengan pemerintah pusat," tandasnya.

Dirinya mengaku, persoalan pengolahan limbah cair selama ini sepertinya kurang mendapat perhatian serius di Indonesia, baik oleh pemerintah maupun masyarakat luas. Padahal, kondisi tersebut bisa ditangani dengan beberapa cara, di antaranya pembangunan septic tank yang baik dan benar.

Namun, pembangunan dan penggunaan septic tank juga terkadang menuai kesalahan persepsi di masyarakat. Pasalnya, tempat pembuangan yang sudah penuh, disedot oleh instansi terkait, tetapi kemudian dibuang lagi ke laut.

"Ini kan tidak menjawab persoalan pencemaran pesisir, karena limbah itu kemudian dibuang ke laut lagi. Ini yang harus dipahami dengan benar," tegas Radiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com