Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambang Kapur Gombong Selatan Sulit Alih Profesi

Kompas.com - 22/05/2012, 12:56 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

KEBUMEN, KOMPAS.com- Para penambang batu kapur liar di kawasan karst Gombong Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sulit beralih profesi ke bidang pekerjaan lain. Hal itu terjadi karena selama puluhan tahun warga sekitar telah bergantung kepada aktivitas penambangun kapur dan memiliki pendidikan yang sangat rendah.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kebumen, Masagus Herunoto, Selasa (22/5/2012), mengatakan, KKGS seluas 48,94 kilometer persegi menyimpan potensi tambang luar biasa. Antara lain berupa andesit, phospat, batu gamping, bentonit, mangan, kaolin trass, serpih bitumen, hingga emas yang merata di seluruh kawasan.

Pemkab setempat, lanjut Masagus, sebenarnya beberapa kali menginstruksikan warga di sekitar kawasan karst beralih profesi. Salah satunya menanam jarak kepyar pada 2007 silam. Namun, upaya tersebut gagal. Terlebih tanah lingkungan karst tidak subur.

Sodikin, Ketua Paguyuban Pengusaha Kapur Dusun Kalikarag, menuturkan, dari sekitar 700 keluarga di Desa Redisari, hampir 75 persen di antaranya bekerja di rantai pengolahan kapur. Mulai dari penambang, pemecah, pengangkut, kuli pembakar, pengisi karung. hingga pemilik tungku pembakaran dan pemilik lahan penambangan.

"Kami sudah menjadi penambang kapur turun-temurun. Pendidikan kami rendah, jadi enggak tahu mau kerja apa selain menambang (kapur)," ujarnya.

Muh Zuhori (65), tokoh masyarakat Desa Redisari menyarankan pemerintah membantu warga supaya mampu memanfaatkan kekayaan alam di sekitar kawasan karst tanpa merusaknya.

Dengan sumber air bawah tanah yang melimpah, beberapa alternatif kegiatan ekonomi yang bisa ditawarkan seperti budidaya ikan air tawar dan pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com