Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Defisit Gula Konsumsi

Kompas.com - 22/11/2011, 15:37 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Produksi gula konsumsi hingga 31 Oktober telah mencapai 2,11 juta ton. Berdasarkan data dari Dewan Gula Indonesia angka ini diperoleh dari penggilingan tebu sebanyak 28,48 juta ton yang diusahakan di atas areal 323.583 hektar .

Produksi tersebut kata Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), Adig Suwandi di Surabaya, Selasa (22/11/2011) diperkirakan masih bertambah 40.000 ton lagi, sehingga keseluruhan hingga semua pabrik gula (PG) menyelesaikan masa giling akan mencapai 2,15 juta ton.

Jika konsumsi masyarakat sekitar 2,7 juta-2,8 juta ton per tahun, sangat mungkin Indonesia akan mengalami defisit gula konsumsi sebesar 400.000-500.000 ton. Penurunan terjadi secara menyeluruh pada hampir semua perusahaan gula dibanding 2010 lalu yang mencapai 2,3 juta ton.

Dengan kondisi seperti itu, kewaspadaan terhadap impor menjadi penting, karena harga gula dunia kini relatif mahal, bahkan untuk pengapalan Maret 2012 masih berkisar 620-630 dollar AS per ton FOB (harga di negara asal, belum termasuk biaya pengapalan dan premium).

Adig mengatakan, turunnya produksi antara lain karena anomali iklim berupa panas terik setelah hujan berkepanjangan 2010.Selain tanaman tebu mengalami inisiasi pembungaan dan berakibat penggabusan (voos) yang menjadikan berat batang menurun, sejumlah wilayah kerja PG terserang penyakit karat daun dan berakibat terganggunnya proses pembentukan gula melalui fotosintesis.

Kondisi demikian juga melanda PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang mengelola 16 PG di Jatim.PG kesulitan mendapatkan tebu masak awal yang dapat digiling selama dua bulan pertama giling.

Bahkan dua PG Sumatera Utara akan melaksanakan giling pada Februari 2012. Sedangkan dua PG di Sum atera Selatan dan 5 PG di Lampung kemungkinan besar mulai April, dan PG di Jawa umumnya giling Mei dan Juni, tergantung tingkat kemasakan tebu.

Mengatasi permasalahan tersebut antara lain dilakukan penataan varietas tebu mengarah pada komposisi antara masak awal, tengah dan akhir berbanding 30-40-30 persen, penerapan praktek budidaya terbaik, perbaikan manajemen te bang angkut pada level lapangan dam pada level pabrik dilakukan pembenahan menyeluruh dengan mengganti mesin dan peralatan usang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com