Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tien Soeharto dan TMII

Kompas.com - 12/04/2011, 10:48 WIB

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Setiap menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah, yang jatuh pada tanggal 20 April, para karyawan, direksi serta para pedagang yang telah puluhan tahun berjualan di TMII, selalu menyempatkan pergi berziarah ke makam penggagas berdirinya TMII, yaitu Ibu Tien Soeharto.

Mantan ibu negara itu dimakamkan di Astana Giribangun di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Sekitar 35 kilometer dari Surakarta. Makan Ibu Tien berada di sebelah kiri makam suaminya, Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Lokasi Astana Giribangun tepat di bawah Astana Mangadeg, makam Mangkunegara I, II, dan III. Ibu Tien sendiri merupakan keturunan Mangkunegara III.

Yang menarik, para pedagang itu berziarah atas kemauan dan biaya sendiri dengan menyewa sebuah bus. "Transportasi dan akomodasi mereka yang tanggung sendiri, bahkan mereka juga mencari penginapan sendiri di Yogyakarta," kata Syakur YT, SE selaku Ketua Tim Pelaksana Ziarah kepada Kompas.com, Senin (11/4/2011) di Astana Giribangun.

Tentu bukan tanpa alasan jika para pedagang itu menziarahi makam Ibu Tien. Menurut Joko Budiono, Koordinator museum-museum TMII, jasa Ibu Tien tidak akan pernah dilupakan karena peran Ibu Tien terhadap pengembangan TMII. Gagasan pembangunan TMII, kata Joko Budiono, diawali ketika sebagai Ibu Negara ia selalu mendampingi Presiden Soeharto melawat ke luar negeri.

"Lalu ditunjukkan ragam budaya negara itu. Timbulah inspirasi kalau setiap kepala negara berkunjung ke Indonesia ditunjukkan budaya ke berbagai daerah, akan makan waktu dan capek. Maka Ibu Tien melontarkan ide untuk membuat proyek miniatur Indonesia "Indonesia Indah"," kata Joko.

Tidak hanya tamu negara saja, tapi miniatur Indonesia itu harus bisa dinikmati rakyat Indonesia. Mereka bisa mengenal budaya daerah hanya di satu tempat. "Kan tidak setiap warga bisa keliling Indonesia," kata Joko.

Salah satu misi TMII yang disampaikan Ibu Tien, kata Joko, adalah menjadi ajang promosi dan memajukan kerajinan rakyat. Setelah Ibu Tien menuangkan pikiran-pikiran itu menjadi konsep pada 1970, baru pada 1973 proyek pembangunan dimulai. Tanggal 20 April 1975 TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto. Dalam pidatonya Ibu Tien mengatakan, seluruh aset diserahkan kepada negara. "Jadi sejak itu TMII bukan milik Yayasan Harapan Kita, tapi sudah menjadi aset negara," kata Joko Budiono.

Pada 1987 areal TMII menjadi 150 hektar. Joko mengatakan, setiap tahun selalu ada proyek-proyek yang diresmikan oleh Ibu Tien. Bahkan tujuh hari sebelum wafat, kata Joko, Ibu Tien masih sempat meresmikan Sasana Kriya.

Sebagai penggagas, diceritakan Joko, semasa hidupnya Ibu Tien masih suka mengunjungi TMII. Misalnya, keliling TMII bersepatu trepes, mengenakan batik untuk memeriksa, meneliti pemeliharaan aset TMII. Ia juga acap kali menunjukkan bagaimana memotong pohon, atau cara menempatkan pot bunga yang benar, kata Joko.

Sementara itu saat menerima para peziarah di cungkup Argosari Astana Giribangun, Senin kemarin, Sukirno SE selaku Kepala Rumah Tangga Astana Giribangun antara lain mengatakan, dengan adanya kiriman doa tersebut mudah-mudahan TMII yang akan berulangtahun ke-36 menjadi kebanggan bangsa Indonesia. Sebelum acara ujub (pembacaan niat) Direktur Utama TMII Sugiono mengatakan, "Kita sadari bahwa Ibu Tien dan Bapak Soeharto adalah pemrakarsa tempat kita bekerja, tempat kita berkarya, tempat kita membahagiakan keluarga kita, itulah alasannya kita sekarang ini berkumpul disini mendoakan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com