Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidrap Rusuh, Dua Orang Tewas

Kompas.com - 20/01/2011, 15:42 WIB

SIDRAP, KOMPAS.com — Dua warga dilaporkan tewas saat terjadi bentrokan antarkelompok terkait dengan sengketa lahan di PT Berdikari United Livestock di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Rabu (19/1/2011).

Perang antardua kelompok massa itu terjadi di Desa Lagading, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), kemarin siang. Kedua korban tewas tewas adalah Umar alias Laumma dan La Sari alias Ambo Jiba. La Umma adalah warga asal Desa Lagading sedangkan Ambo Jiba adalah warga asal Desa Bila Riase.

Umar disebut-sebut adalah paman seorang anggota DPRD Sidrap, Sutanto. Korban mengalami luka tebasan di bagian leher dan luka menganga di bagian wajah. Sementara Ambo Jiba dari massa pendukung PT Buli, yang disebut-sebut sebagai pihak pengamanan dari perusahaan tersebut, mengalami luka menganga di sekujur tubuhnya.

Sengketa Lahan

Selain merengut dua korban jiwa, perang antarwarga desa bertetangga itu juga menyebabkan sejumlah warga luka-luka. Warga luka serius diduga terkena sabetan senjata tajam antara lain, Andi Kengkeng dan Andi Erwin yang diketahui adalah saudara kandung Ketua DPRD Sidrap A Syukri Baharman. Seorang lagi, Andi Ateng, disebut sebagai sepupu Syukri.

Pemicu bentrokan diduga terkait dengan sengketa lahan seluas 7.000 hektar di Desa Bila Riase. Warga menuntut PT Buli mengembalikan lahan 7.000 hektar itu kepada warga desa yang mengklaim kepemilikan lahan tersebut.

Dalam insiden itu, ratusan aparat dari kepolisian sektor setempat dan Kepolisian Resor Sidrap telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk meredam bentrokan massa. Namun, jumlah massa yang terlibat bentrok cukup banyak dan beringas menyebabkan korban jiwa tak sempat dihindari.

Polisi Kewalahan

Wakil Kepala Polres Sidrap Komisaris Novly S Pitoy yang turun langsung memimpin pengamanan di lokasi bentrokan mengaku, pihaknya sudah maksimal mengerahkan personelnya untuk meredam dan mengamankan kondisi yang terjadi di lapangan. Namun, jumlah massa yang begitu banyak cukup membuat aparatnya kesulitan mengendalikan situasi yang terjadi.

Meski demikian, pengamanan yang telah dilakukan dianggap bisa mengantisipasi jatuhnya korban lebih banyak lagi. Hingga sore kemarin, polisi sudah memanggil sejumlah warga untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Belum ada warga yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com