Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Desa Jadi "Gudang" Anak Cacat

Kompas.com - 23/01/2010, 18:57 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com -  Sebanyak 170 anak di desa Margaluyu, Kecamatan Pangalengan dan Desa Mekarsari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung ditemukan mengalami kecacatan beragam seperti grahita, netra, rungu ataupun lumpuh akibat faktor kemiskinan dan bawaan genetik.
    
Dirjen Pelayanan Sosial Kementerian Sosial RI, Ma’mur Sunusi di Bandung, Sabtu (23/1/2010), menjelaskan sebanyak 102 anak ditemukan di Desa Margaluyu, Kecamatan Pangalengan sedangkan 68 anak dengan kecacatan berada di Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay. "Jumlah anak dengan kecacatan di wilayah tersebut termasuk tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat," katanya.
    
Berdasarkan data, mayoritas anak ini memiliki kecacatan grahita atau terbelakang akibat adanya pernikahan antarsaudara dekat dan faktor ekonomi karena banyaknya orang tua yang hanya menjadi buruh di perkebunan teh, jelas Ma’mur.
    
Sedangkan, di Kecamatan Ciparay yang merupakan daerah urban, penyebabnya lebih pada kekurangan gizi, proses kelahiran dan genetik. "Kami telah melakukan berbagai proses pengkajian atas kasus ini," ujarnya.
    
"Terkuaknya kasus ini saat pemerintah membentuk Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Cacat (FKKDAC) di tingkat provinsi hingga desa/kelurahan di hampir seluruh wilayah Indonesia dan ternyata muncul angka-angka tersebut," katanya.
    
Menurut Kasubdit Layanan Sosial Anak Dengan Kecacatan, Yelmita ketidak mengertian orang tua tentang proses melahirkan ataupun asupan gizi saat hamil merupakan penyebab utama di dua desa tersebut banyak ditemukan kasus. "Hal ini karena mereka miskin dan tidak memiliki pendidikan yang cukup," katanya.
    
Akses jalan menuju rumah sakit yang terlampau jauh dan rasa malu memiliki anak cacat semakin membuat para orang tua tidak melakukan tindakan medis apapun kepada anaknya, katanya menegaskan.
    
Dengan dibentuknya FKKDAC di tingkat provinsi atau Ikatan Keluaga Dengan Anak Cacat (IKDAC) di tingkat desa yang memiliki kader-kader binaan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat maka diharapkan semakin banyak orang tua yang "melek" akan pentingnya melaporkan kasus ini ke lurah atau kepala desa setempat.
    
"Dengan melaporkan kasus ini ke aparat pemerintahan setempat maka kami sebagai pelaksana bidang sosial akan langsung memberikan bantuan edukasi maupun kebutuhan dasar bagi anak dengan kecacatan tersebut," ujarnya.
    
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Kependudukan, dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung, Djamu Kertabudi menuturkan jumlah keseluruhan anak dengan kecacatan di wilayahnya sebanyak  1.811 orang atau 0,17 persennya dari jumlah anak di Kabupaten Bandung yaitu 1.044.498 orang.
    
"Penanganan yang kami lakukan untuk sementara adalah melkaukan pendekatan kepada masyarakat tentang keterbukaan informasi atas kondisi anak dengan memberikan pembekalan kepada para pendamping," katanya.
    
Djamu menyambut baik adanya bantuan dari pemerintah pusat karena selama ini anggaran dari APBD Kabupaten Bandung masih belum mampu menutupi seluruh kebutuhan yang ada untuk anak dengan kecacatan.
    
Kementerian Sosial memberi bantuan kepada 37 anak dengan kecacatan di Desa Margaluyu Pangalengan dan 38 anak dengan kecacatan di Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay berupa kursi roda, alat pendengaran, kaki palsu dan beberapa barang lainnya yang dibutuhkan dengan nilai total per anak sebesar Rp2 juta.
    
Pada 2010 ini bantuan serupa akan diberikan kepada anak dengan kecacatan di Kepulauan Riau dan Bengkulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com