Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamit Merusak Lingkungan dan Terumbu Karang

Kompas.com - 18/12/2009, 17:14 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Menurut tersangka Imron di Mapolwil Madura, warga Desa Kertagena Daya, yang biasa menangkap ikan dengan menggunakan dinamit.

Sebab dengan menggunakan cara seperti itu, hasil tangkapan ikannya akan lebih banyak dibanding tidak menggunakan bahan peledak.

"Soalnya kalau tidak menggunakan dinamit jelas hasil tangkapannya sangat sedikit. Makanya para nelayan bagan itu hampir semuanya menggunakan dinamit," katanya.

Selain digunakan alat penangkap ikan, bahan peledak jenis dinamit itu juga seringkali digunakan sebagai alat untuk menghancurkan batu.

"Tapi kalau kebutuhan untuk menghancurkan batu sangat sedikit. Yang banyak memang untuk menangkap ikan," kata Imron menjelaskan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Pemkab Pamekasab Ir.Nurul Widiastuti berharap, keberhasilan polisi menangkap pemilik dan pembuat bahan peladak ikan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan melakukan operasi.

Sebab menurut dia, bisa saja yang tertangkap itu hanya sebagian. Sedang pemilik bagan di Pamekasan, terutama di wilayah Pantai Desa Kaduara Barat yang merupakan tempat warga Desa Kertagena Daja menangkap ikan, jumlahnya mencapai ratusan.

"Kami berharap ada operasi ke tengah laut. Para penangkap ikan dengan sistem bagan ini aktifitasnya pada malam hari. Tentunya sulit untuk dipantau oleh kami," katanya Jumat (18/12).

Nurul menambahkan, selain merusak lingkungan seperti terumbu karang, penangkapan ikan dengan menggunakan potasiun juga melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yakni Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2005 tentang Perikanan.

"Kami sebenarnya sudah lama melakukan sosialisasi larangan menggunakan potasium ini. Namun para nelayan kurang mengindahkan. Dan saya sangat apresiatif dengan keberhasilan petugas Polwil Madura," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com