Gunungan Gaul Bentuk Introspeksi Warga Bantul

BANTUL, KOMPAS.com - Gempa memang sudah berlalu tiga tahun lalu. Namun, gempa 27 Mei 2006 lalu tersebut, mestinya senantiasa menjadi instrospeksi masyarakat untuk lebih menggalang ketakwaan pada Tuhan dan membangun kebersamaan antarwarga sehingga rukun.

Demikian pesan peringatan tiga tahun gempa yang diwujudkan dalam Semarak Grebeg 3 Tahun Gempa, Selasa (26/5) sore tadi. Arak-arakan ini diikuti ratusan warga Imogiri dan warga sekitar Imogiri. Mereka berjalan sejauh 1 km, dari Lapangan Kebonagung Imogiri dan melintasi Jalan karang Duwet, Imogiri.

Di tengah hujan, anak-anak, remaja, hingga orang tua mengarak sebuah gunungan yang diberi nama Gunungan Gaul. Gunungan ini tak hanya berisi sayur dan buah, namun juga benda-benda seperti kaos, mainan anak, hingga sejumlah amplop berisi uang.

Seperti prosesi gunungan dalam upacara merti dusun, isi gunungan ini juga diperebutkan warga setelah didoakan bersama. Selain itu, diarak pula tumpeng yang dinamakan Tumpeng Rojo, yang bergambar tiga pasang calon presiden dan wakil presiden.

Kegiatan yang didakan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul (PC IPNU-IPPNU) Bantul dan Majelis Mujadah Al Furqon ini, dan warga setempat ini, mengangat tema Semangat Golong Gilig Mbangun Bangsa.

"Dampak gempa secara psikis masih terasa, namun masyarakat harus bangkit. Gempa memang membawa luka, namun mestinya membuat kita introspeksi. Kebersamaan dan keguyuban warga yang sempat terenggut, harus dikembalikan," ujar Ryan Budi Nuryanto, Ketua Panitia Grebeg, yang juga pengasuh Majelis Mujadah Al Furqon.