Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Minta Maaf Kasus Tentara Mengamuk

Kompas.com - 30/04/2009, 14:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso meminta maaf kepada masyarakat dan media massa yang terganggu akibat mengamuknya sejumlah prajurit anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Berdiri Sendiri, Sentani Papua, Rabu (29/4).

"Kondisi di sana sudah terkendali. Saya menyesalkan kejadian itu dan meminta maaf kepada masyarakat di Sentani yang terganggu kenyamanannya dan rekan-rekan media massa yang terusik keamanannya," kata Panglima seusai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta, Kamis (30/4).

Menurut Panglima, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo sudah berada di markas Yonif tersebut untuk menyelesaikan peristiwa itu sekaligus untuk melakukan investigasi sebelum memberikan sanksi kepada yang terlibat. "Tentu akan ada sanksinya. Semua akan diproses dan diadili," kata Panglima.

Dijelaskan Panglima, kasus itu bermula dari meninggalnya salah seorang prajurit Yonif 751, Joko, yang meninggal karena sakit. Teman-teman prajurit Joko menginginkan Joko dimakamkan di Nabire sesuai pesan almarhum dalam surat wasiatnya. Namun, Komandan Yonif 751 Letkol TNI Lambok Sihotang hanya bisa memberikan bantuan biaya pengiriman separuh dari total biaya sebesar Rp 90 juta dan meminta sisanya dikumpulkan oleh para prajurit.

Kesal karena perlakuan komandannya, sektiar 100 prajurit Yonif 751 mengamuk dan menghancurkan ruangan markas serta menutup jalan di depan markas tersebut sambil menembakkan peluru ke udara. "Batalyon tidak punya kemampuan menanggung biaya sekitar Rp 90 juta, dan sisanya ditanggung secara gotong royong," kata Panglima.

Untuk mencegah hal seperti ini terulang kembali, Panglima mengatakan harus dilakukan pembinaan dan peningkatan disiplin untuk mencegah tidak dilakukannya tindakan anarkis oleh pasukan TNI. Panglima juga mengatakan, para perwira di Yonif itu yang dianggap terlibat dalam peristiwa itu juga akan dikenakan sanksi. "Kita tunggu dulu laporan Kasad. Tentunya kita akan menjatuhkan sanksi seadil-adilnya," katanya.

Presiden, dalam pertemuan dengan Panglima, juga berpesan agar masalah ini diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com