Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekahan Tanah Bermunculan di Bukit Menoreh

Kompas.com - 17/02/2009, 15:26 WIB

Laporan wartawan Kompas Yoga Putra

WATES, SELASA — Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, selama beberapa hari terakhir, memicu terjadinya rekahan tanah di Perbukitan Menoreh. Puluhan warga telah diungsikan untuk menghindari tanah longsor.

Rekahan tanah terlihat di dua lokasi, yakni di Dusun Gedong, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, dan di Dusun Gorolangu, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh. Panjang rekahan tanah yang berada di sekitar lereng bukit mencapai lebih dari 500 meter dengan lebar sekitar 5-20 sentimeter.

Di Dusun Gedong, rekahan tanah terjadi secara melingkar dan mencakup luasan lahan hingga enam hektare. Sebanyak delapan kepala keluarga yang tinggal di atas lahan telah diungsikan karena rekahan terjadi di bawah fondasi rumah dan ada pula yang sampai membelah lantai rumah.

Sementara itu di Dusun Gorolangu, rekahan tanah telah membuat jalan desa ambles sedalam 1,5 meter sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Rekahan tanah mengancam enam kepala keluarga yang berada di lereng bagian bawah.

Rekahan tanah sudah muncul sejak Jumat malam lalu dan setiap hari terus bertambah lebar, demikian tutur Kepala Dusun Gedong Jemidi, Selasa (17/2) kemarin.

Dari dalam rekahan tanah bahkan sering terdengar suara seperti aliran air, terutama setelah turun hujan. Sumoharjo (55), warga Gedongan, mengaku sudah menguruk rekahan dengan tanah dan batu, tetapi tidak berhasil. Menurutnya, tanah dan batu itu seolah menghilang ke dalam tanah sehingga sebanyak apa pun dimasukkan tidak bisa menutup rekahan.

Menanggapi masalah ini, Camat Girimulyo Sumiran sudah menginstruksikan warga untuk mengungsi ke tempat yang aman. Ia juga sudah menyediakan dua tenda dan bantuan logistik untuk menjamin kelangsungan hidup warga sehari-hari.

Secara terpisah, Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dwikorita Karnawati mengatakan, upaya pemerintah daerah untuk mengevakuasi warganya sudah cukup tepat. Sebab, tanah longsor bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diduga. Rekahan tanah dan suara air di bawah tanah merupakan indikasi kuat bahwa lahan di suatu lokasi akan longsor.

Ia melanjutkan, daerah Perbukitan Menoreh memang rawan longsor karena memiliki perbedaan sifat antara tanah dan batuan induk di bawahnya. Materi tanah lapuk di lereng bukit sangat mudah menyerap air, sementara permukaan batuan induk berupa batu andesit dan lempung kedap air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com