Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Muzakkir Manaf Digranat

Kompas.com - 09/09/2008, 12:07 WIB


BANDA ACEH, SELASA - Detasemen Khusus antiteror (Densus) 88 Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menyelidiki penggranatan rumah Muzakkir Manaf, mantan Panglima GAM. Peristiwa itu terjadi Selasa dini hari dan hingga siang ini motif belum diketahui.

"Kita masih terus menyelidiki dan sedang mengecek jenis granat yang digunakan," kata Kepala Densus 88 Kompol Sutry Hamdani di Aceh Besar, Selasa.
    
Rumah Muzakkir Manaf, yang juga Ketua Umum Partai Aceh, di Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar, Selasa (9/9) sekitar pukul 03.00 WIB, digranat orang yang belum diketahui identitasnya.
    
Muzakkir Manaf merupakan panglima GAM sebelum penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Pemerintah RI dengan pihak GAM di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.
    
Ledakan granat tersebut mengakibatkan dentuman suara keras dan sebagian kaca jendela rumah Muzakkir Manaf pecah, seunit mobil pribadi jenis X-Trail, nomor polisi BL 358 BS juga mengalami kerusakan kecil.
    
Selain merusak rumah Muzakkir Manaf, dinding beton rumah tetangga yang berjarak sekitar lima meter dari tempat kejadian juga bolong-bolong akibat serpihan bahan peledak.
    
Saksi mata, Tarmizi menyebutkan saat kejadian, Muzakkir Manaf bersama keluarganya sedang berada di Kota Lhokseumawe, sekitar 270 kilometer arah timur Kota Banda Aceh.
    
Tarmisi saat kejadian hendak mandi tiba-tiba terdengar suara ledakan dan ia langsung melaporkan ke petinggi Partai Aceh yang melanjutkan ke polisi. Saat ini,  serpihan granat sudah diamankan aparat kepolisian dan saksi mata juga dibawa ke Poltabes Banda Aceh untuk dimintai keterangan mengenai peristiwa tersebut.
    
Juru bicara Partai Aceh, Adnan Beuransah di lokasi kejadian mengatakan selama ini tidak ada gesekan antara pihak mana pun dengan partai lokal yang didirikan oleh GAM tersebut.
    
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini karena ada pihak yang tidak senang dengan perdamaian. Kami akan melaporkan ke Kapolda, Interpeace, Uni Eropa dan Forum Komunikasi dan Koordinasi (FKK)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com