Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kremasi Puri Ubud Akan Dihadiri 300 Ribu Pengunjung

Kompas.com - 12/07/2008, 01:08 WIB

UBUD, SABTU - Prosesi kremasi jenazah atau biasa disebut ngaben/palebon tiga anggota keluarga Puri Ubud, Gianyar, Bali siap digelar Sabtu (12/7) hingga Selasa pekan depan. Acara yang melibatkan 68 desa adat di seluruh Bali itu diperkirakan akan dihadiri 300.000 orang dari Bali, luar Bali, hingga wisatawan mancanegara.

Tiga anggota keluarga puri ubud yang akan dikremasi tergolong dituakan dan terpandang. Yakni, Tjokorda Gde Agung Suyasa yang merupakan kepala keluarga Puri Ubud dan ketua komunitas tradisional di Ubud sejak tahun 1976, Tjokorda Gede Raka, seorang pensiunan Poltabes Denpasar, dan Gung Niang Raka.

Tjokorda Agung Suyasa lahir pada tangal 14 Juli 1941 dan adalah anak ketiga dari Tjokorda Gde Ngurah dan permaisuri pertamanya Tjokorda Istri Muter.  Beliau adalah anak laki-laki tertua dari anak ke – 10 Raja Ubud yang terakhir, yang memerintah dari tahun 1880 – 1917. Suyasa meninggal pada tanggal 28 Maret 2008 lalu. Sementara Tjokorda Gde Raka meninggal hanya sepekan sebelumnya. Sedangkan Desak Raka yang merupakan anggota Puri dari Puri Kaleran Belingsung Ubud meninggal 23 Desember 2007 lalu. Jenazahnya telah dikremasi dalam sebuah upacara sederhana, beberapa saat setelah kematiannya, namun kini akan mendapatkan upacara kremasi yang lengkap.

Juru bicara Puri Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa, mengungkapkan upacara ngaben kali ini adalah pertama yang terbesar sejak tahun 1979 silam. Mengingat fungsi puri atau kerajaan dianggap penting dari sisi penegak moral dan ritual keagamaan, maka dukungan dari masyarakat di Bali pun sedemikian besar. Setidaknya 68 desa adat secara gotong royong membantu terlaksananya ritual kali ini. Dalam pelaksanaannya nanti, 68 jenazah dari empat banjar (desa adat) pun akan dikremasi bersama jenazah ketiga anggota keluarga kerajaan itu.

“Pelebon bukanlah suatu acara duka tetapi diyakini sebagai cara menghibur jiwa-jiwa yang telah meninggal dan menjaga agar jiwa mereka tidak terganggu oleh tangisan yang ditinggal. Di sisi lain, pelebon dapat dikatakan sebagai bentuk usaha kerja sama dan gotong royong seluruh anggota keluarga dan masyarakat, khususnya untuk mengurangi beban biaya,” kata Kerthyasa, Jumat (11/7) di Ubud.

Puncak acara ini akan tiba Selasa (15/7) mendatang. Hari itu, seluruh jenazah ditempatkan di sebuah bade (tempat untuk meletakkan jenazah, yang tertinggi kali ini setinggi 28,5 meter) akan diarak sekitar dua kilometer, yakni dari kompleks Puri Ubud menuju Pura Dalem Puri Peliatan. Ribuan orang akan terlibat langsung dalam kegiatan ini, sementara ribuan lainnya akan hadir sebagai tanda penghormatan. Menurut Kerthyasa, diperkirakan 300.000 orang akan menghadiri puncak acara itu.

Yang menarik, Kementerian Negara Budaya dan Pariwisata menaruh perhatian terhadap acara itu. Seperti diungkapkan Sapta Nirwandar, Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata, pihaknya secara khusus mengundang jurnalis dari beberapa negara sekaligus mendirikan media center untuk peliputan acara itu. Acara itu sangat penting dalam mendukung program tahun kunjungan wisata Indonesia  2008 kali ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com