Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imlek Ratusan Umat Hadiri Upacara Ci Swak

Kompas.com - 18/01/2008, 11:43 WIB

Semarang, Kompas - Menjelang Imlek, ratusan umat Khonghucu mendatangi Klenteng Tay Kak Sie, kawasan Pecinan, Semarang, untuk mengikuti upacara ci swak. Upacara ini dimaksudkan sebagai ucapan syukur untuk keberhasilan yang didapat tahun ini dan menolak segala hal yang jahat di tahun yang baru.

Dengan menyerahkan sejumlah sesaji berupa telur ayam, daging babi, sejumput beras, kacang hijau, kedelai, dan hasil bumi lainnya, umat berdoa di depan patung yang melambangkan Dewa Bumi sebagai tanda terima kasih, Minggu (27/1).

Dalam upacara ci swak tersebut, umat juga melepaskan burung pipit yang terkurung dalam kandang ke langit dan membebaskan ikan ke sungai. Jumlah burung pipit atau ikan yang akan dibebaskan harus sesuai dengan umur umat yang membebaskan

"Ini melambangkan bahwa kita harus melepaskan penderitaan sesama makhluk hidup karena mungkin saja burung dan ikan merupakan reinkarnasi makhluk sebelumnya," kata Sindu Dharmali, Ketua Yayasan Klenteng Tay Kak Sie. Ikan, lanjut Sindu, juga merupakan lambang rasa syukur bahwa tahun ini masih ada rezeki tersisa.

Upacara ini, menurut Sindu, juga kesempatan untuk memohon kesehatan jasmani, kelancaran usaha, dan kesuksesan untuk tahun yang akan datang. Sindu mengatakan, ci swak juga berfungsi untuk menolak segala yang jahat dan permohonan kepada dewa-dewi untuk mendapat perlindungan.

Ci swak ini dihadiri oleh umat dari berbagai aliran, yaitu Tao, Khonghucu, dan Buddha. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah umat dari aliran Buddha Mahayana dari daerah Temanggung juga mengikuti upacara ci swak dengan melantunkan mantra belas kasih dan pujian kepada Dewi Kwan She Im Poo Sat.

Menurut ahli dan pengamat kebudayaan Tionghoa, Kwa Tong Hai, Klenteng Tay Kak Sie tidak bisa dilepaskan dari ketiga aliran tersebut. "Tao, Khonghucu, dan Konfusionisme saling memengaruhi satu sama lain dan tidak bisa dilepaskan. Intinya, ketiga aliran tersebut mengajarkan etika moral yang sama-sama baiknya," kata Kwa Tong Hai.

Hal ini, menurutnya, tergambar dari banyaknya dewa dewi yang ada di Klenteng Tay Kak Sie. Yang tertinggi adalah Ti Kong atau Tuhan yang Maha Esa. Kebanyakan umat menghormati Dewa Bumi sebagai sumber rezeki, sedangkan dewa-dewi lainnya, seperti Dewa Kesabaran, disembah sesuai dengan keinginan umat.

Setelah upacara ci swak, pada tanggal 31 Januari nanti Tay Kak Sie akan mengadakan pencucian patung dewa-dewi. Pencucian patung dilakukan saat dewa-dewi diyakini pergi ke langit membawa laporan kepada Tuhan tentang perilaku manusia yang ada di dunia. (A08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com