Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Dikenal Sayang Keluarga

Kompas.com - 18/06/2024, 14:49 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi


SERANG, KOMPAS.com - Pelaku pembunuhan anak kandungnya yang masih balita saat tidur inisial Ag (30) dikenal sosok ayah yang sayang sama keluarga, terutama korban Nu (3).

Hal itu yang membuat kaget warga Kampung Cibarugbug Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, ketika mengetahui Ag tega membunuh putrinya sedang tertidur pada Selasa (18/6/2024) subuh.

"Kaget yah, malah ke anak sayang banget. Kalau anak nangis diajak main, atau gimana nggak ada, nggak ada (kasar atau galak) sama anaknya itu, enggak ada kayak mukul atau gimana nggak malah sayang lah ke anaknya," kata kerabat pelaku Soni Bakti (28) kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Baca juga: Sapi dari Presiden Jokowi Dibagikan untuk 515 Keluarga di 5 Dusun Kulon Progo

Diceritakan Soni, malam sebelum kejadian, Ag sempat kumpul bersama keluarga besarnya untuk merayakan Idul Adha 2024.

Malam itu, tidak ada gerak-gerik atau perilaku mencurigakan akan berbuat senekat itu, membunuh anaknya di samping ibu kandungnya Hr.

"Pas semalam itu kita kan lagi kumpul keluarga, nah dia (pelaku) juga ada, biasanya aja, kayak ngobrol-ngobrol biasa, sewajarnya, gak ada yang lain-lain. Setelah itu dia pulang aja," ujar Soni.

Baca juga: Sempat Kabur, Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Ditangkap

Soni menjelaskan, pelaku bekerja sebagai buruh tani itu sering cerita permasalahan hidup kepadanya dan dikenal baik kepada istri dan anak-anaknya.

Sehingga, ia tidak menyangka Ag senekat itu membunuh anaknya yang sejak lahir diurus olehnya.

"Bukan kaget lagi, namanya dari kecil saya yang ngurusin si korban ini, saya yang ngasuh, saya yang nggendong," kata dia.

Soni mengungkapkan, ada perubahan sikap sejak 6 bulan lalu yang awalnya sering bersosialisasi di lingkungannya. Namun, akhir-akhir ini mulai tertutup dan pendiam.

"Mulai berubah sikapnya, ke orang diam. Jarang ngobrol, Paling gitu doang minta rokok. Nggak ada pembahasan lain. Sebelumnya mah aktif di masyarakat, dia orang rajin ibadahnya. Saya ajak salat (akhir-akhir ini) juga gak mau," tandas dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang balita insial Nu tewas setelah diduga dibunuh ayahnya menggunakan senjata tajam, Selasa (18/6/2024) subuh.

Awalnya korban tidur di dalam kamar bersama dengan ibu korban inisial HR (28), tiba-tiba ibu dua anak itu terbangun karena terkena percikan darah.

Saat melihat korban, ternyata sudah dalam keadaan luka berdarah pada bagian leher, lalu melihat seketika pelaku yang kaget karena korban terbangun langsung melarikan diri

Ketika aksi pelaku itu, ibu korban yang mengetahuinya langsung dibawa ke Puskesmas Ciomas untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong karena luka dibagian leher.

Pelaku yang sempat kabur usai membunuh, kini sudah ditangkap dan dibawa ke Polresta Serang Kota untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com