PALEMBANG, KOMPAS.com - Jumlah warga Sumatera Selatan yang meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dangue (DBD) di sepanjang Januari sampai Mei 2024 telah mencapai 34 orang.
Angka kematian tersebut melampaui dua tahun sebelumnya. Di mana pada 2021 kasus kematian DBD di Sumsel tercatat sebanyak tiga orang.
Kemudian, di tahun 2022 naik menjadi 31 orang, dan 2023 turun menjadi 22 orang. Namun di lima bulan tahun 2024 jumlah kematian telah mencapai 34 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa memberikan penjelasannya, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: 8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?
Dia menyebut, sebaran 34 kasus orang yang meninggal dunia meliputi Palembang sembilan orang, Ogan Komering Ulu (OKU) delapan orang, dan Ogan Ilir (OI) lima orang.
Lalu Musi Banyuasin (Muba) empat orang, Banyuasin tiga orang, dan OKU Selatan dua orang.
Kemudian di Lahat, Pagar Alam dan OKU Timur masing-masing satu orang dengan total ada 34 orang meninggal.
"Tahun jumlah kasus yang meninggal cukup tinggi, banyak faktor yang menyebabkan mereka terkena DBD mulai dari lingkungan yang tidak bersih sampai pola hidup yang tak sehat," kata Ira.
Ira menjelaskan, mereka sebelumnya telah berupaya mencegah kenaikan jumlah kasus dengan mengeluarkan surat edaran untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada Januari 2024.
Upaya tersebut, diklaim Ira, sempat membuat angka penularan DBD pada bulan Maret hingga Mei mengalami penurunan.
Baca juga: Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia
"Dinkes Sumsel juga telah mendistribusikan insektisida, larvasida dan RDT ke seluruh daerah di Sumsel sebagai upaya antisipasi," ujar dia.
Di tahun 2024 jumlah kasus DBD di Sumsel berjumlah 3.814 orang. Sedangkan, di tahun 2023 ada 2.804 kasus. Lalu 2022 ada 2.854 kasus, dan 2021 ada 1.135 kasus.
"Kenaikan kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari yang mencapai 1.578 kasus. Untuk jumlah kasus di Mei masih akan kami update terus," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.