Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Kompas.com - 03/05/2024, 16:07 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Solo yang semula berstatus internasional, kini diubah menjadi bandara domestik.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Agung Haryadi mengatakan, penerbangan internasional dari luar negeri ke Jateng yang relatif sepi menjadi salah satu alasan pengalihan status bandara.

Baca juga: YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

 

Menurunya jumlah warga Jateng yang bepergian ke luar negeri lewat kedua bandara itu lebih banyak ketimbang turis mancanegara yang memasuki Jateng lewat Semarang dan Solo.

"Informasi dari pusat, kenapa status itu menjadi domestik, jadi setelah dikaji itu memang pergerakan perjalanan masyarakat dari antarnegara, atau kalau di Jawa Tengah ke luar itu lebih banyak pergerakan dibanding orang luar negeri ke Jawa Tengah tidak begitu besar. Entah untuk wisata atau bisnis," ujar Agung melalui sambungan telepon, Jumat (3/5/2024).

Apalagi selama pandemi pemerintah pusat menutup penerbangan internasional termasuk di dua bandara tersebut. Sehingga baru sekitar dua tahun lalu keduanya membuka penerbangan internasional kembali.

"Jadi sejak 2022 itu memang kita kisarannya baru menerima sekitar 670 orang. Kemudian 2023 ada peningkatan sekitar 900 orang. Nah yang paling besar ini di tahun ini 2024 itu kita targetnya lebih tinggi sampai 200 ribu, tapi ternyata ada kebijakan lain ya kita enggak bisa berharap banyak," bebernya.

Padahal selama penerbangan internasional ditutup saat pandemi covid-19, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk menggaet wisatawan mancanegara agar tertarik mengunjungi Jateng saat penerbangan dibuka kembali.

"Kami sedang mempersiapkan upaya untuk meningkatkan perjalanan masyarakat luar negeri ke Jawa Tengah. Dengan asosiasi, pelaku usaha, sudah membicarakan hal itu, mempersiapkan rencana, dan mereka sudah bergerak menyusun jejaring, membuat link dengan para pelaku usaha wisata di luar negeri untuk menarik ataupun menjual paket-paketnya ke Jawa Tengah," jelas Agung.

Akan tetapi situasi tak terduga mengenai perubahan kebijakan diubahnya status kedua bandara di Jateng menjadi bandara domestik itu harus ditaati semua pihak.

"Kami tidak menyangka kalau statusnya justru kembali menjadi domestik, padahal kita sudah persiapkan selama penutupan penerbangan luar negeri kita sedang mempersiapkan itu, harapannya ketika dibuka kembali kita sudah gol untuk bisa menarik wisatawan," imbuhnya.

Baca juga: Respons Bandara Adi Soemarmo Solo Setelah Kemenhub Cabut Status Internasional

 

Menanggapi hal itu pihaknya berencana menyusun strategi baru untuk menarik wisatawan macanegara melalui jalur darat ataupun penerbangan domestik.

Hal ini agar status Bandara Ahmad Yani dan Bandara Adi Sumarmo dapat dipertimbangkan kembali menjadi penerbangan internasional.

"Saya yakin apa yang diputuskan tentu sudah dilakukan telaah ataupun pertimbangan. Ini bisa menjadi tantangan kita bagaimana kita menyusun suatu langkah strategic, yang lebih kompetitif, dengan membawa turis melalui pintu masuk dari Jakarta, Surabaya, Batam sekalipun. Kami akan membuat langkah strategic agar Jawa Tengah tetap menjadi tujuan utama wisatawan ataupun kunjungan bisnis," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Regional
Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Regional
Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Regional
Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com