SEMARANG, KOMPAS.com - Masjid Jami Pekojan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menjadi salah satu lokasi favorit untuk berbuka puasa di Bulan Ramadhan.
Tal banyak yang tahu bahwa masjid tersebut sudah berdiri sejak lama. Masjid Jami Pakojan dipercaya sudah berumur hampir 2,5 abad.
Dulunya, tempat yang saat ini dibangun masjid ini merupakan persinggahan para pedagang dari Gujarat India.
Hal itu dapat dilihat dari arsitektur masjid, seperti mimbar khotbah, jendela, dan ventilasi yang mengawinkan ukiran khas Gujarat dan Jawa.
Baca juga: Cerita Waskim Ingin Habiskan Sisa Hidup Jadi Marbut Masjid Raya Attaqwa Cirebon
Bangunan seluas lebih dari 3.300 meter itu memiliki 1 bangunan utama disambung dengan serambi masjid yang luas dan teduh.
Selain Gujarat dan Jawa, di depan bangunan tersebut juga terdapat prasasti berhuruf Tionghoa yang sampai saat ini masih bisa dilihat.
Hal itu menunjukkan bahwa Masjid Jami Pakojan berada di kawasan perdagangan multietnis, meliputi Gujarat, Arab, Tionghoa, dan Jawa saat itu.
Pengurus Masjid Jami Pakojan, Muhammad Basrin mengatakan, selain warga Kota Semarang juga banyak warga dari luar daerah yang datang ke masjid tersebut.
"Ya biasanya pada berkunjung dan berdoa," jelasnya saat ditemui di Masjid Jami Pakojan, Rabu (20/3/2024).
Dia menjelaskan, di Masjid Jami Pakojan juga terdapat makam Syarifah Fatimah Binti Husain Al-Aidrus yang sudah ada sejak zaman Belanda.
"Biasanya ada yang berziarah," paparnya.
Baca juga: Tak Bisa Andalkan Gaji Marbut Masjid, Thohir Juga Buka Toko Kelontong
Selain itu, di masjid tersebut juga ada pohon Bidara yang dipercaya sebagai pohon penyembuh. Pohon tersebut didatangkan langsung dari Timur Tengah.
"Banyak yang datang ke sini ambil itu. Terus dijadikan obat," ujar dia.
Informasi yang dia dapatkan, pohon tersebut sudah tumbuh ratusan tahun yang lalu. Menurutnya, banyak yang menjadikan daun pohon tersebut untuk obat asam urat dan stroke.
"Yang paling jauh ada yang dari Sulawesi datang ke sini. Saya tak tahu dapat info dari mana," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.