Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Ponpes Alhasani Kebumen, Tempat Mantan Preman dan Napi Mengaji

Kompas.com - 14/03/2024, 03:10 WIB
Bayu Apriliano,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.comMengaji atau belajar agama tak pernah dibatasi usia ataupun status sosial. Semua kalangan bebas untuk mengaji dan belajar agama.

Seperti yang terlihat di Pondok Pesantren (Ponpes) Alhasani ini. Ada pemandangan tak biasa di ponpes yang beralamat di Jalan Pangeran Bumidirjo, Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, ini.

Di tempat tersebut, peserta pengajian adalah mantan preman dan narapidana (napi). Setiap bulan Ramadhan tiba, ponpes asuhan Gus Asyhary Muhammad Alhasani ini membuka pengajian khusus bagi mantan preman dan napi.

Para preman dan mantan napi diajak untuk tadarus Al Quran. Dengan bimbingan langsung oleh Pengasuh Pondok, satu per satu para mantan preman yang tergabung dalam Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (Fajim) itu membaca Al Quran. Sedangkan yang lainya menyimak dengan penuh khidmat.

Baca juga: Menilik Tradisi Ramadhan di Masjid Agung Semarang, Ada Ngaji Tafsir Fadhilah Al-Quran hingga Takjil Gratis

"Kebersamaan dalam tadarus Al Quran juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara sesama umat muslim," kata Gus Asyhary Muhammad Alhasani pada Rabu (13/3/2024).

Tadarus dilakukan di tempat terpisah dengan santri umum lainnya, yaitu di gubuk yang masih satu kompleks dengan pondok. Para preman dan mantan napi ini pun terlihat antusias mengaji.

Gus Asyhary Muhammad Alhasani yang sekaligus Pengasuh Santri Fajim menjelaskan, para mantan preman ini memiliki masa lalu kelam yang berbeda-beda. Bahkan sebagian merupakan para mantan narapidana dengan kasus narkoba dan kriminal lainnya.

Adapun tadarus ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mereka agar lebih mendekatkan diri kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadhan.

‘’Jadi kami ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang pernah memiliki masa lalu kelam agar lebih mendekatkan diri kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadhan. Harapannya mereka dapat merasakan manfaat spiritual dan memperoleh pembelajaran yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari,’’ kata Gus Harry, panggilan akrabnya.

Selain itu, tadarus Al Quran diharapkan dapat menjadi inspirasi di momen yang penuh berkah ini. Menurutnya, masyarakat bisa melihat bagaimana seseorang dapat berubah dan lebih mendekatkan diri pada Allah.

‘’Semoga dapat memberikan motivasi dan semangat bagi banyak orang untuk terus meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini,’’imbuh Gus Harry.

Dia juga mengatakan, Ponpes Alhasani merupakan pesantren yang bukan hanya memberikan tempat kepada santri biasa, melainkan juga memberikan ruang kepada para preman yang ingin insyaf. 

Para preman yang telah insyaf akan diberikan bimbingan, baik ilmu agama maupun wirausaha. Salah satunya dengan membuat sablon baju dan jas hujan.

“Selain ilmu agama, di sini mereka juga kita arahkan untuk bagaimana bisa bekerja mencari rizki yang halal. Salah satunya dengan usaha membuat sablon baju dan jas hujan. Semua ini kita lakukan semata mata agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar dan bisa bermamfaat bagi dirinya,” ucap Gus Harry.

Baca juga: Menilik Pemberdayaan Jemaah Masjid di Kebumen Saat Bulan Ramadhan

Sementara itu, Yogi (35), salah satu mantan anak jalanan, mengaku mengalami banyak perubahan selama belajar menimba ilmu agama di Ponpes Alhasani. Sebelumnya, ia mengaku sering terlibat dalam kegiatan negatif di jalanan.

‘’Alhamdulilah selama belajar di sini, saya banyak menemukan kedamaian, terutama dengan tadarus Al Quran di bulan Ramadhan ini, hati saya menjadi tenang, dan alhamdulillah sudah bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dulu terkadang membuat resah masyarakat,” ungkapnya.

Yogi menuturkan, setelah mengenal Al Quran, hidupnya menjadi lebih tenteram dan penuh kebahagiaan. Dia mengaku sebelumnya hampir sama sekali belum pernah belajar Al Quran

‘’Saat saya masih di jalanan, jangankan tadarus Al Quran, puasa pun hampir tidak pernah sama sekali," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Regional
Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com