AMBON, KOMPAS.com- Seorang pelajar di Maluku Tenggara tewas dalam bentrok antara dua kelompok pemuda yang terjadi di kawasan Perumahan Pemda, Langgur, Maluku Tenggara pada Selasa (20/2/2024).
Korban tewas setelah terkena tembakan senapan angin.
Baca juga: Lerai Bentrok, Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara Terkena Panah di Kepala
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengatakan korban tewas karena diduga terkena tembakan di bagian pelipis kanan.
"Korban masih berstatus sebagai pelajar umurnya 15 tahun. Dia terkena tembakan pada pelipis kanan atas diduga terkena tembakan terkena proyektil senapan angin yang berkekuatan tinggi," ungkap Roem kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Dipicu Rebutan Pacar, Dua Kelompok Pemuda di Bali Bentrok
Roem mengatakan korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, namun karena terluka parah korban akhirnya meninggal dunia.
"Korban kritis lalu di bawa ke rumah sakit, namun kemarin korban meninggal dunia," ujarnya.
Baca juga: Potensi Panas Bumi Maluku
Polda Maluku sangat menyayangkan terjadinya bentrokan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di wilayah itu.
Ia pun meminta warga yang terlibat pertikaian agar dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh hasutan pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kami mengimbau semua tokoh agar dapat membantu menenangkan situasi dan kepada warga agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi," pintanya.
Selain menimbukkan korban jiwa, bentrokan yang terjadi juga menyebabkan dua anggota polisi terluka.
Kedua anggota yang terluka yakni seorang anggota Brimob yang terkena anak panah di kaki dan Kepala Satuan Reskrim Polres Maluku Tenggara yang terkena anak panah di bagian kepala.
"Kemudian di pihak kepolisian ada dua korban satunya anggota brimob yang terkena panah di lutut kiri dan satu korban juga adalah Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara yang terkena panah di kepala," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara yang terkena anak panah di kepala kini telah dievakuasi ke rumah sakit di Kota Ambon.
"Karena peralatan medis di sana tidak mencukupi jadi beliau sudah dibawa ke Ambon," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.