DEMAK, KOMPAS.com - Banjir bandang di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, yang terjadi pada Kamis (8/2/2024) masih menyisakan trauma bagi anak-anak.
Hal itu salah satunya diungkapkan Siti Aminah (37), warga Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar.
Aminah tinggal bersama suami dan kedua anaknya yang masih usia 4 tahun dan usia SMA di pengungsian Desa Kedungwaru Lor, Kecamatan Karanganyar.
Desa Karanganyar menjadi salah satu wilayah terdampak banjir terparah dengan kedalaman air mencapai 3 meter.
Baca juga: Cerita Pilu Warga Demak, Gabah Simpanan Membusuk Terendam Banjir
Meski kondisi banjir di desa saat ini berangsur surut, namun banyak warga dan anak-anak di pengungsian yang mengalami trauma.
Genangan air di Desa Karanganyar saat ini bervariasi dengan kedalam air maksimal 40 sentimeter. Sedangkan kondisi rumah rata-rata berantakan.
"Hancur kaya kapal pecah, tadi aku lihat rumah," ujar Aminah, saat ditemui di Balai Desa Kedungwaru Lor, Jumat (16/2/2024).
Fokus Aminah saat ini hanya tertuju pada anaknya yang masih berusia 4 tahun. Sejak kemarin, anaknya menangis meminta pulang untuk mengambil mainan.
"Minta pulang terus dari kemarin, tidak betah di sini. Mainannya kan hanyut semua," keluh dia.
Menurutnya, banyak bocah yang seusia anaknya mengalami trauma. Sebab, kejadian banjir ini di luar dugaan.
"Iya trauma, pada nangis pada tidak bisa tidur, ini minta pulang, itu (menunjuk anak lain) tidak mau pulang rumahnya, jelek katanya," kata dia.
"Kemarin sempat ada trauma healing di sini, ada dikasih mainan jajan," imbuh dia.
Aminah bercerita, saat banjir menerjang, dirinya tidak bisa berbuat banyak.
Baca juga: Update Banjir Demak: Meluas ke 25 Desa dan 25.518 Warga Mengungsi
Air meluap begitu cepat, dia hanya fokus untuk penyelamatan diri dan kedua anaknya. Sedangkan suami yang saat itu berangkat kerja justru pulang mencarinya di lokasi kejadian.
"Pas air masih segini (pinggang) kan masih di sana belum ada yang evakuasi, tadinya (tidak mengira) kan tidak sampai segitu, setinggi rumah itu," tutur dia.