PAPUA, KOMPAS.com - Senjata api jenis SS1-V1 milik seorang anggota polisi dirampas oleh anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D Fakhiri mendalami dugaan kecerobohan anggota dalam insiden perampasan senjata yang terjadi pada Kamis (1/2/2024) tersebut.
Baca juga: KKB Rampas Senjata Api Milik Polisi di Puncak Papua Tengah
Fakhiri mengungkapkan, ada dugaan kecerobohan dari personel polisi terkait prosedur tugas di wilayah rawan.
Menurut dia, setelah menjalankan tugas di Bandara Ilaga, personel sempat singgah di pasar.
"Nah harusnya ini kan kita hindari. Saya sudah minta di tempat-tempat rawan kan pergi dan pulang juga dengan rutin. Kalau hari ini lewat rute A, besok seminggu kemudian harus lewat rute B," kata Fakhiri di Jayapura, Jumat (2/2/2024).
Hal itu, kata dia, bertujuan agar gerak personel tidak terus diperhatikan oleh mereka yang sengaja mengincar persenjataan.
Baca juga: Penjelasan Pangdam soal KKB Tembaki Forkompimda di Intan Jaya Sebabkan 1 Prajurit TNI Terluka
Fakhiri menegaskan, anggota yang senjatanya dirampas akan diperiksa.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah anggota tersebut melakukan pelanggaran disiplin atau tidak.
"Tentunya saya sudah minta Kapolres untuk mengevaluasi, sudah tahu perintah bahwa senjata api apabila ke pasar atau ke mana jangan dibawa," kata dia.
Sebab, menurut dia, perampasan tersjadi saat anggota singgah ke pasar.
"Di situlah (pasar) dirampas senjatanya," katanya.
Dilansir dari Antara, perampas senjata api milik Pos Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) Udara Bandara Aminggaru adalah anggota KKB anak buah Numbuk Telenggan.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo.
Anggota KKB itu merampas senjata api jenis SS1-V1 dan satu buah magazen berisi 20 butir peluru kaliber 5,56 mm milik Pos KP3.
Menurut dia, sempat terjadi kontak senjata saat tim mengejar pelaku.
"Saat pengejaran tim sempat ditembaki hingga terjadi kontak tembak," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Namun, saat itu pelaku melarikan diri ke Kampung Mundidok di Distrik Gome.
"Kampung Mundidok merupakan kampung yang menjadi basis KKB," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Dhias Suwandi), Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.