BANDUNG, KOMPAS.com - Gunung Lewotobi laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami kenaikan aktivitas dari level III (siaga) ke level IV (awas) sejak 9 Januari 2024.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, Badan Geologi pun melakukan perubahan jarak rekomendasi bagi gunung tersebut dalam level awas.
Baca juga: Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Warga Panik Dengar Gemuruh Kuat
Kepala Badan Geologi, M Wafid, dalam keterangannya di Bandung, Rabu (17/1/2024), menyebut ada perkembangan terakhir aktivitas Gunung Lewotobi laki-laki pada 16 Januari 2024 sekitar pukul 20.58 Wita.
Dia mengatakan, letusan terjadi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 600 meter di atas puncak.
Erupsi tebal berwarna putih hingga kelabu condong ke arah utara dan timur laut, dan letusan disertai guguran larva pijar ke arah barat daya-barat sejauh dua kilometer dari pusat erupsi.
Dari sisi pemantauan kegempaan pada tanggal 16 Januari 2024 sejak pukul 00.00-24.00 Wita, terekam 13 kali gempa awan panas guguran.
Lalu, tercatat pula 108 gempa letusan, 92 kali gempa guguran, 172 kali gempa low frequency, 10 kali gempa tremor harmonik, dan sekali gempa vulkanik dalam.
Baca juga: Gunung Lewotobi Kembali Meletus dan Bergemuruh Malam Ini, Warga Panik
Pada pukul 20.58-21.24 Wita terekam gempa tremor dengan amplitudo maksimum 47 mm (overscale).
Wafid menyebutkan, data kegempaan ini menunjukkan peningkatan gempa low frequency yang meningkat signifikan yang menunjukkan pergerakan magma ke permukaan yang semakin intensif dalam waktu singkat.
Kondisi ini diperkirakan akan meningkatkan volume lava di area kawah sehingga jarak luncur aliran lava maupun kejadian guguran dan awan panas yang akan meningkat pula.
"Adanya guguran lava ke arah baru yaitu barat daya barat dengan jarak luncur dua kilometer menunjukan aliran lava pada saat ini dapat terjadi ke segala arah, mengingat terjadinya pergerakan magma ke permukaan yang sangat intensif," ucap Wafid.
Selain itu, munculnya gempa tremor harmonik menunjukkan pembentukan gas dalam kondulit magma yang semakin meningkat sehingga dikhawatirkan akan meningkatkan eksploisivitas erupsi.
Baca juga: Terdampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, Bandara Wunopito Lewoleba Ditutup
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi ini, Badan Geologi menilai perlunya perubahan jarak rekomendasi dalam status level awas, yakni masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung wisatawan tak melakukan aktivitas apa pun dalam jarak tertentu.
"Tak melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi serta sektoral 6 kilometer pada arah utara-timur laut," kata Wafid.
Masyarakat sekitar gunung juga harus mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi laki-laki, jika terjadi hujan intensitas tinggi.
Masyarakat terdampak hujan abu gunung tersebut juga diminta menggunakan masker atau penutup hidung mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik bagi sistem pernapasan.
Dia menyebutkan, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi akan dievaluasi kembali secara berkala jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, dan aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.