DEMAK, KOMPAS.com - Museum Glagah Wangi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah seolah menjadi kuburan sunyi dari sisa-sisa peradaban masa lalu di tengah keramaian kota.
Museum yang menempati bangunan bekas gudang opium peninggalan Belanda itu banyak menyimpan benda purbakala.
Isi museum ini menyiratkan adanya peradaban lain, selain peninggalan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa seperti yang dikenal banyak orang.
Benda-benda cagar budaya ini tampak tersimpan rapi di Museum Glagah Wangi Demak. Seperti arca Dewa Siwa dan yoni.
Baca juga: Museum Wasaka Banjarmasin, Jejak Sejarah Perlawanan Rakyat Banjar
Beberapa dalam kondisi baik, tapi ada juga yang rusak atau tak utuh.
Koleksi unggulan lain yang bisa ditemui yakni, batu mayat atau gerabah bekal kubur, patung yang menyisakan setengah badan, dan batu bata merah yang diperkirakan material bangunan candi.
Namun sayang, museum yang hanya berjarak 100 meter dari Alun-Alun Demak ini tidak banyak diketahui orang. Alhasil jarang disapa wisatawan.
Pelaksana Perawatan Museum Glagah Wangi Demak, Muh Sudadi nampak sumringah ketika Kompas.com mengunjunginya sewaktu terik matahari tepat di atas kepala.
Kata dia, ini menjadi kunjungan pertama di Museum Glagah Wangi Kabupaten Demak pada pekan ini.
Sudadi enggan banyak komentar kenapa museum di Jalan Sultan Fatah, Kecamatan Demak ini kurang diminati wisatawan. Namun ia memastikan keberadaannya yang kurang dikenal orang.
"Tidak tahu, mungkin ya banyak yang kurang tahu, tempatnya masih seperti ini," ujarnya sembari tersenyum simpul, Selasa (9/1/2024).
Dia mencatat, kunjungan wisata di Museum Glagah Wangi Demak hanya di angka kurang lebih 1.000 orang dalam setahun. Itu pun rata-rata anak sekolah yang mendapat tugas dari guru.
"Tahun kemarin (2023) kurang lebih seribuan lah. Itu dari sekolah-sekolah istilahnya belajar di museum. Kadang-kadang luar kota ada penelitian," katanya.
Namun apabila dijumlah dengan kunjungan museum keliling yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak, angka pengunjung bisa mencapai 5.000.
"Kita kan keliling dua bulan kemarin. Kalau sama itu ada 5.000," sambung dia.