Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Elektabilitas Prabowo-Gibran Melesat, Pengamat: Masih Wajar, Mestinya Bisa 41,7 Persen

Kompas.com - 12/12/2023, 22:12 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Wahid Abdulrahman menilai hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) Prabowo-Gibran dari Litbang Kompas masih dalam batas wajar meski cukup melesat.

Survei Litbang Kompas mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran menempati posisi pertama dengan angka 39,3 persen.

Sedangkan paslon Anies-Muhaimin di posisi kedua 16,7 persen. Lalu di posisi terakhir Ganjar-Mahfud sebanyak 15,3 persen.

"Saya kira hasil survei wajar, meskipun saya melihat elektabilitas Pak Prabowo dan Mas Gibran hari ini masih di bawah ambang batas minimal dukungan dari partai pendukung," tutur Wahid melalui sambungan telepon, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas, Pakar Komunikasi: Jadi Acuan Strategi Timses

Menurut Wahid, dengan banyaknya partai yang masuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung Prabowo-Gibran, meskinya paslon nomor 2 itu bisa menembus angka survei sampai 41,7 persen.

"Kalau misalnya Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, PSI sebagai partai pendukung itu kan paling tidak harusnya kalau linear dapat 41,7 persen, sesuai dengan elektoral 2019," bebernya.

Apalagi, dengan efek elektoral Jokowi bagi Prabowo-Gibran, Wahid menilai secara logika limpahan pendukung dan relawan Jokowi harusnya bisa memberi dampak survei elektoral hingga 50 persen.

"Harusnya sudah mencapai angka itu. Kemudian menyampaikan 1 putaran, kalau mesin (politik) itu jalan, efek elektoral Jokowi ada, harusnya sudah 50 persen," ungkapnya.

Baca juga: Pendukung Prabowo-Gibran di Banten Diminta Tak Terlena meski Unggul Hasil Survei

Sementara itu, pengamat politik Undip lainnya, Muchamad Yulianto menilai melejitnya survei Prabowo-Gibran tak lepas dari dampak sikap PDI-P belakangan terhadap Jokowi.

"Pasangan calon Ganjar-Mahfud, terutama timnya PDI-P yang terkesan terus menyerang Pak Jokowi itu berefek positif pada Gibran. Kenapa? Karena ada efek perasaan iba atau belas kasihan pada Pak Jokowi. Sehingga menarik dukungan dari Ganjar ke Prabowo," tutur Yulianto.

Mengingat sebelumnya banyak pendukung Jokowi yang menyatakan dukungan Ganjar, sikap PDI-P pada Jokowi membuat sikap mereka berubah dan beralih mendukung kubu Prabowo.

"Ada perasaan janggal, iba, tidak terima dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih Ganjar. Sehingga dia bermigrasi ke Prabowo. Itu efek negatif bagi PDI-P," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com