SALATIGA, KOMPAS.com - Penutupan TikTok Shop disesalkan para reseller yang mempromosikan dagangannya dari platform tersebut. Diketahui, TikTok Shop ditutup sejak Rabu (4/10/2023) pukul 17.00 WIB.
Thessalonica Ananda, yang biasa dipanggil Echa, mengaku telah memanfaatkan TikTok Shop selama dua tahun untuk memasarkan tas, aksesoris, dan perlengkapan perempuan lainnya.
"Dulu live di TikTok Shop berkisar empat sampai enam jam. Pendapatannya bisa sampai Rp 2 juta per hari," katanya, Kamis (5/10/2023).
Baca juga: TikTok Shop Resmi Ditutup, Selamat Tinggal Keranjang Kuning
Echa mengatakan menjalankan bisnis tersebut dengan teman-temannya yang masih mahasiswi.
"Kami semua masih kuliah, jualan di TikTok Shop sangat membantu, karena tidak membutuhkan modal banyak. Kami biasa berhubungan dengan distributor di Jakarta," ungkapnya.
"Barang jualan kami seharga Rp 80.000 hingga Rp 180.000, kami biasa live sore hari. Nanti bergiliran tiga orang, sesuai durasi yang disepakati," kata Echa.
Dia mengakui efektivitas TikTok Shop dalam penjualan.
"Perbandingannya kalau di TikTok bisa laku 10 barang, di platform yang lain hanya satu barang. Memang lebih cepat laku di TikTok," jelasnya.
Menurut Echa, dirinya dan kawan-kawan yang memiliki akun Babytap.id, saat ini akan terus berjualan di media sosial, tapi dengan penyesuaian.
"Kalau live di TikTok, kita tautkan dengan akun di platform lain atau diinfokan nomor Whatsapp. Tentu sambil melihat perkembangan dari pemerintah," ujarnya.
"Kalau soal pendapatan tentu dengan penutupan TikTok Shop, akan berkurang, karena itu andalan kami. Sekarang yang terpenting tetap berusaha dan kami akan tetap berjualan menggunakan media sosial," ungkap Echa.
Konsumen yang biasa berbelanja di TikTok Shop, Faramita Septiani mengaku 'kehilangan' dengan pelarangan TikTok Shop.
Baca juga: TikTok Shop Ditutup Sore Ini, Penjual Online di Kabupaten Bandung Live sejak Pagi
"Saya biasa berbelanja kosmetik, perlengkapan anak, dan skincare," jelasnya.
Menurutnya, TikTok Shop menguntungkan karena banyak potongan harga saat ada live.
"Kasihan juga UMKM yang biasa live sekarang harus tutup, meski ada platform lain untuk berjualan, tapi di TikTok memang lebih enak aksesnya," paparnya.
"Seharusnya bukan TikTok Shop yang harus ditutup, tapi produk murah dari China yang harus dibatasi. Sehingga rantai produksi dari produk lokal tetap bisa berjaya dan mampu bersaing," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.