KOMPAS.com - Bentrokan warga dan aparat di Rempang, Batam, membuat anak-anak menjadi korban gas air.
Salah satu warga Kampung Galang bernama Herman ceritakan detik-detik dirinya menyelamatkan bayinya yang pingsan akibat bentrokan tersebut.
Sementara kebakaran di padang savana Gunung Bromo dipicu penggunakan flare atau suar untuk foto pre wedding.
Akibat kebakaran itu setidaknya 50 hektar lahan di Gunung Bromo terbakar. Polisi telat tetapkan tersangka dalam kasus itu.
Berikut ini berita populer regional secara lengkap:
Herman hanya bisa memeluk Algifari, anaknya yang masih berusia 8 bulan pingsan, saat terjadi bentrokan warga dan aparat di Rembang.
Herman berusaha keras segera menyelamatkan bayinya meski dirinya pun susah bernafas karena gas air mata. Saat itu bentrokan terjadi di area Jembatan 4.
"Anak saya enggak bisa bernapas, tolong anak saya," seru Herman sepanjang jalan diikuti sang istri di belakangnya.
Baca berita selengkapnya: Kisah Herman Selamatkan Bayinya Saat Bentrok di Rempang Batam: Anak Saya Enggak Bisa Bernapas, Tolong...
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Probolinggo AKBP Wisnu Wardana mengungkapkan, petugas mengetahui adanya kebakaran lahan dan padang sabana di Bukit Teletubbies Bromo pada Rabu (6/9/2023) siang.
Setelah diselidiki, penyebab kebakaran karena suar saat foto pre wedding.
"Saat sesi pemotretan, empat flare dinyalakan, sedangkan satu flare gagal lalu meletup. Letupan itulah yang membuat padang sabana seluas 50 hektar terbakar," katanya dalam konferensi pers di Mapolres Probolinggo, Kamis (7/9/2023).
Baca berita selengkapnya: "Flare Prewedding" Sebabkan 50 Hektar Lahan di Bromo Terbakar, Manajer WO Tersangka
Sudah 10 tahun tak pulang, Muhammad Sani (73) tiba-tiba pulang ke rumah adiknya, Rosnah (66), di RT 02, RW 02 Sidomulyo, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (7/9/2023) sore.