YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, DI Yogyakarta, mencatat sebanyak 1.338 tangki air bersih sudah disalurkan ke masyarakat. Pemerintah mengeklaim ketersediaan air sudah mencapai 89 persen.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan, 1.338 tangki air bersih ini disalurkan ke 11 kapanewon.
Baca juga: Hindari Satpam Pasang Traffic Cone, Pengendara Motor Tertabrak Truk di Gunungkidul
Adapun perinciannya, 11 kapanewon menyalurkan mandiri sebanyak 1.196 tangki, dan BPBD 110 tangki, untuk sisanya 32 tangki berasal dari swasta atau donatur.
"Dari laporan yang masuk, ribuan tangki yang disalurkan ini sudah menyentuh 7.402 kepala keluarga di 11 kapanewon," kata Purwono di sela Apel Siaga Darurat Kekeringan yang digelar di Lapangan Kasatriyan, Rabu (30/8/2023).
Dikatakannya, BPBD Gunungkidul telah menyiapkan droping air bersih kurang lebih sebanyak 800 tangki air, belum ditambah tangki dari 11 kapanewon.
Diperkirakan anggaran droping air bersih akan sampai akhir September atau awal Oktober.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan sejak awal Agustus ini.
Jika nanti anggaran habis dan masih membutuhkan droping air maka bisa menggunakan belanja tidak terduga.
"Sejauh ini masih mencukupi. Saat ini 11 kapanewon dan 7.000 KK terdampak kekeringan,," kata Purwono.
Baca juga: Jalur Utama ke Gunungkidul Diperbaiki, Wisatawan Diimbau Lewat Jalur Alternatif
Pemkab Gunungkidul menggelar Apel Gelar Pasukan Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang diikuti berbagai unsur dan organisasi masyarakat di Wonosari, Rabu (30/8/2023)
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, apel agar sinergi antarlembaga termasuk masyarakat diperlukan guna mengantisipasi potensi dampak kekeringan.
Apalagi potensi kekeringan berdampak pada sektor pertanian dan peternakan.
"Di tahun 2023 ini kecukupan air di Gunungkidul ini sudah mencapai 89 persen," kata Sunaryanta.
Bupati meminta agar masyarakat tetap tenang, karena pemerintah bersama semua pihak sudah siap siaga untuk membantu. Selain itu, pemerintah terus berupaya mencari titik sumber air.
Salah satunya Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Total anggaran pembangunan Pamsimas untuk 6 kalurahan mencapai Rp 2,4 miliar.
Tahap pertama di 3 wilayah sudah diresmikan dan tahap kedua di 3 wilayah saat ini juga sudah diresmikan. Setiap Pamsimas dianggarkan Rp 400 juta.
Sunaryanta mengatakan, kondisi geografis Gunungkidul membuat pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengintervensi masalah air bersih.
Namun, sinergi antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat permasalahan air bersih di Gunungkidul dapat teratasi.
"Karena ini berbasis masyarakat saya minta dikelola oleh pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat dan diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Bupati Sunaryanta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.