KOMPAS.com - Tabungan ratusan siswa sebesar Rp 800 juta di dua Sekolah Dasar (SD) Pakemitan 1 dan 3 Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dibawa kabur IS, mantan Plt kepala sekolah tersebut.
Terkait hal tersebut, ratusan orangtua siswa berunjuk rasa menagih uang tabungan anaknya dikembalikan pada Sabtu (22/7/2023).
Dodi Kurniadi, koordinator orangtua siswa SDN Pekemitan 3 mengatakan IS telah 3 kali berjanji untuk mengembalikan tabungan sejak Juni 2023.
"Terduga pelaku telah lebih dari 3 kali menjanjikan kepada para orangtua siswa akan memberikan tabungan itu sejak bulan Juni lalu. Namun, hingga kini hal itu tak terealisasi. Kami melakukan aksi protes dan mediasi menagih janji eks kepsek. Namun, dalam pertemuan sekarang ini, eks kepsek tak hadir. Kami pun hanya ditemui Kepala SDN Pakemitan 3 saat ini, yaitu Wawan," kata Dodi, Sabtu.
Baca juga: Eks Kepsek Bawa Kabur Tabungan Siswa Rp 800 Juta Coreng Dunia Pendidikan di Tasikmalaya
Ia mengatakan, IS membawa semua tabungan dari kelas I sampai kelas VI yang disimpan di bendahara SDN Pakemitan 3.
Menurutnya, SI sebelumnya menjabat SDN Pakemitan 1 dan saat itu IS membawa kabur uang tabungan siswa sebesar Rp 300 juta.
Lalu IS dijadikan Plt Kepsek Pakemitan 3 yang lokasinya berdekat dengan SDN Pakemitan 1. Di sekolah tersebut, pelaku membawa Rp 500 juta.
"Di SDN Pakemitan 1 juga bermasalah. Hanya saja nilai uangnya di sana sekitar Rp 300 juta lebih. Totalnya hampir Rp 800 juta lebih kalau digabungkan dengan di SDN Pakemitan 3," terang dia.
IS, mantan kepala sekolah akhirnya angkat suara dan mengungkapkan penyesalannya.
“Terlebih dahulu, saya memohon maaf kepada para orang tua murid, terkhusus bagi orang tua siswa di SDN Pakemitan 1 dan 3, mungkin kemarin-kemarin (uang tabungan) itu belum bisa dikembalikan," ungkap IS pada (25/7/2023).
"Itu karena mungkin ada hal-hal yang, intinya musibah, dan kami harap ya kepada para orang tua juga mohon bersabar,” katanya.
Baca juga: Eks Kepsek Janji Kembalikan Rp 800 Juta Tabungan Siswa SD yang Dibawa Kabur
Ia juga menegaskan, bahwa ia tidak akan melarikan dari permasalahan ini.
“Mohon lebih sabar lagi, karena saya ini ‘kan tidak lari, tidak menghindar, apalagi lihat di berita-berita itu, katanya kabur. Waduh, enggak mungkin sampai kabur,” jelas IS.
“Jadi, selama ini saya tidak bisa bertemu (red: menemui dan/atau ditemui) itu karena memang saya ‘kan sedang mengupayakan untuk mengembalikan uang tersebut," ujar IS.
"Cuma, supaya lebih berimbang, supaya lebih tidak ragu, makanya saya memakai pengacara. Intinya, (kalau) ada apa-apa (bisa) dengan pengacara, (sementara) saya mencari uangnya dulu. Gitu paling,” lanjutnya.