SEMARANG, KOMPAS.com - Sekitar 100 pelayat memadati rumah duka mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu, Senin (26/6/2023).
Mereka merupakan keluarga, tetangga dan teman-temannya.
Sahabat korban sejak SMA, Sela mengaku, selama ini berteman dekat dengan almarhumah Anindita Syafa Nabila Rizky (21) sejak di SMAN 2 Mranggen, Demak.
"Dia tuh baiknya baik banget. Merasa kehilangan. Dari awal ospek kenalnya sama dia sebangku terus tiga tahun," ungkap Sela, saat ditemui Kompas.com di rumah duka, di Graha Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan, Anindita mulai menyukai aktivitas mendaki gunung sejak masuk kuliah.
Baca juga: Mahasiswi Undip Ditemukan Meninggal Saat Muncak di Gunung Lawu, Mapala: Dia Ikut Fun Hiking
Namun, saat kuliah, Sela tidak satu jurusan saat berkuliah di Undip.
Kemudian, Sela juga mengaku tidak mengetahui kondisi kesehatan korban secara persis.
Ia hanya mengerti bila almarhum mudah merasa kecapekan.
"Sejak kuliah mulai naik gunung. Sakitnya kurang tahu, dia enggak pernah cerita sakit apa. Tapi, selama sekolah, dia emang gampang kecapekan," lanjut dia.
Dia mengatakan mendapat kabar duka dari grup WhatsApp. Namun tak langsung percaya.
Sela yang tinggal tak jauh dari rumah korban langsung menghubungi kakak laki-lakinya.
"Dapat kabar dari grup, terus mastiin ke masnya," imbuh dia.
Dari cerita yang pernah Sela dengar dari korban, Anindita menjadi satu-satunya anggota perempuan yang tergabung dalam organisasi mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin, Kompas Undip.
"(Kabarnya satu-satunya perempuan di organisasi Kompas) setau saya dia pernah cerita memang kayak gitu," tutur dia.