SEMARANG, KOMPAS.com-Kasus diabetes pada anak di Indonesia saat ini melonjak 70 kali lipat menjadi 2 per 100.000 anak menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2023.
Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi indonesi (Persagi) Rudatin mengatakan lonjakan itu terjadi karena pola hidup dan makanan yang tidak sehat. Terutama konsumsi akanan dan minuman manis.
"Meningkat 70 kali lipat dari 2018. Anak usia 5-12 tahun, berat badan naik, gula darah naik, melebihi batas normal. Pemicunya itu makanan," tutur Rudatin usai membuka Temu Ilmiah Nasional Persagi 2023 di Hotel Patra Semarang, Jumat (16/6/2023).
Baca juga: 184 Anak di Surabaya Terjangkit Diabetes Melitus, Dinkes Ungkap Penyebab dan Tanda-tandanya
Menurutnya, masih banyak orangtua memberi anak makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Termasuk menuruti kecanduan konsumsi junk food.
"Karena saya imbau pada masyarakat, kalau berat badan sudah melebihi batas normal, tolong konsultasi ke tenaga gizi," lanjutnya.
Merespon kurangnya kesadaran soal gizi, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mendorong persebaran ahli gizi di seluruh puskesmas di Indonesia.
"Dari 10.000 puskesmas ini, sekitar 9.000-an sudah ada tenaga gizinya, tapi ini masih kurang 900-an puskesmas. Tolong itu diisi, kita lagi atur polanya bagaimana puskesmas yang lengkap," ujar Budi.
Dengan begitu, akses informasi dan edukasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi khususnya bagi anak dapat terpenuhi. Penyakit diabetes pun bisa dicegah.
Pihaknya mengaku sangat khawatir dengan angka diabetes di Indonesia. Untuk itu dia juga bakal mengintervensi masalah gizi bagi orang dewasa dan lansia.
"Tahun ini kita akan masifkan pengukuran hipertensi dan diabetes. Saya juga akan coba kolesterol kalo bisa diturunkan ke level posyandu. Agar rutin orang-orang remaja dan dewasa diukur hipertensi gula darah dan kolesterol. Supaya kita bisa mnegurangi beban penyakit degeneratif yaitu stroke, jantung, dan kanker," terangnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai diabetes dengan menjaga pola makan sehat. Kemudian para tenaga kesehatan (nakes) gizi untuk mengedukasi masyarakat terkait hal itu.
"Jangan sampe stroke, cuci darah, atau lain sebagainya. Itu yang saya titip kepada teman-teman ahli gizi menjaga asupan makan dari anak-anak remaja," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.