Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati TKI Korban TPPO Asal Sumbawa, Berharap Ubah Nasib Justru Dianiaya Majikan

Kompas.com - 12/06/2023, 14:00 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com- Asa EE (29) memperbaiki perekonomian keluarga, berubah menjadi derita setelah dia menjadi salah satu korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat tersebut mulanya merantau untuk mengharapkan kehidupan yang lebih baik.

Mimpi EE sederhana, ia ingin anaknya mendapatkan pendidikan tinggi.

Baca juga: Pengakuan Pelaku TPPO di Dumai, Kirim Satu Orang Diberi Upah Rp 100.000

"Suami saya buruh bangunan kerjanya serabutan, jadi ingin bantu agar ekonomi keluarga lebih baik," kata EE pada Kompas.com, Sabtu (10/6/2023).

Dengan penghasilan suaminya yang masih jauh di bawah standar. Ia memberanikan diri menerima ajakan dari sponsor lokal untuk menjadi TKI.

Tak tahu diberangkatkan secara ilegal

EE tidak tahu jika diberangkatkan secara unprosedural atau ilegal. Ia berangkat pada November 2022.

Sebelum berangkat dari kampung halaman, ia diberikan uang saku sebesar 6 juta oleh sponsor, sedangkan temannya HER (37) Rp 5 juta.

Dari uang itu, EE menyisihkannya untuk uang jajan anak dan biaya hidup suaminya.

Sedangkan sisanya ia bawa sebagai pegangan jika ingin membeli sesuatu di perjalanan.

Baca juga: Tipu Muslihat Tersangka TPPO di Subang, Janjikan Gaji Besar dan Bonus

Bersama teman-temannya, ia sempat berada di penampungan Subang selama 1,5 bulan.

"Saya kemarin minta ke Arab Saudi. Tapi penerbangan melalui Bandara Turki," katanya.

EE mengaku saat itu dirinya belum curiga.

Dari bandara Turki, perjalanan jalur darat ditempuh lebih jauh lagi. Setelah tiga hari, ia baru mengetahui telah sampai di kota Airbil, Irak.

"Teman saya yang kasih tahu. Waktu tiba di Irak ponsel disita agensi. Saya mau komplain, majikan pukul saya. Agensi juga pukul saya," kata EE.

Baca juga: Ungkap Kasus Perdagangan Orang sebagai Pekerja Migran, Polda NTB Tangkap 6 Pelaku

Dianiaya

Saat bekerja di rumah majikan, ia kerap dipukul karena alasan sepele. Kadang karena masakan tidak enak, atau karena salah meletakkan barang.

EE pun memilih kabur dari rumah majikannya ke kantor agensi. Namun ternyata, harapan untuk mendapatkan pertolongan tak kunjung didapatkan.

Agensi memindahkannya ke rumah majikan yang kedua. Majikannya kali ini tidak memberinya makanan secara layak.

EE sering kelaparan. Saat makan siang, ia tidak mendapat jatah makanan.

Ia baru akan diberikan roti saat makan malam. Padahal sambungnya, ia sudah bekerja dengan baik. Ia kemudian balik ke kantor agensi dan minta pindah majikan atau dipulangkan saja.

"Pihak agensi meminta saya bekerja lagi ke rumah majikan yang lain selama tiga bulan, agar dapat beli tiket pulang ke Indonesia," keluh EE.

Kabur dan ditangkap

EE tidak tahan lagi dengan pihak agensi. Setiap meminta pindah majikan, agensi selalu memukul. Bahkan mereka mengurung EE selama satu bulan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com