Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Lokasi Bandara Surabaya ll, Bupati Nagekeo: Ingin Difungsikan Kembali

Kompas.com - 02/06/2023, 09:08 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NAGAKEO, KOMPAS.com- Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco menyatakan pemerintah berkomitmen melanjutkan pembangunan fisik bandara Surabaya II di Desa Tonggorambang, Kecamatan Asesa.

Komitmen tersebut diungkapkan setelah adanya kajian penunjukan lokasi (Penlok) II oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbang) Kabupaten Nagekeo.

Baca juga: Pembangunan Bandara Surabaya II di Nagekeo NTT Terkendala Penentuan Lokasi

"Kita pada prinsipnya berkeinginan landasan ini difungsikan kembali, selanjutnya memang butuh kajian dan studi lebih lanjut," ungkap Bupati Don saat dihubungi usai meninjau lokasi Bandara Surabaya II bersama Dandim 1625 Ngada Letkol Czi Deny Wahyu Setiawan, Kamis, (1/6/2023).

Kajian yang Penlok ll dilakukan Pemda pada 2021 lalu, kata Bupati, merupakan upaya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo untuk melakukan perbaikan terhadap kekeliruan yang sudah dilakukan sebelumnya.

Yakni melakukan kajian di atas tanah yang berstatus bukan milik Pemda Nagekeo

Melihat potensi luas lahan dan lokasi Bandara Surabaya ll, Bupati Don berharap bandara bisa dikembangkan tidak hanya untuk kebutuhan komersil maupun pertahanan.

Baca juga: Polemik Penetapan Lokasi Bandara Surabaya II Mbay Nagekeo, Pemda Pastikan Lahan Sudah Bersertifikat

Pemerintah bersama TNI, kata dia, bisa berkolaborasi membangun bandara dengan cakupan runway (landasan) yang lebih luas untuk kepentingan layanan penanganan tanggap darurat bencana. Sebab, wilayahnya termasuk dalam zona rawan gempa.

Dandim 1625 Ngada Letkol Czi Deny Wahyu Setiawan menyampaikan tinjauan lokasi bersama perwakilan TNI AU dan Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo tersebut menegaskan bahwa lokasi yang telah dikaji sudah memenuhi persyaratan.

Sehingga dinilai layak untuk sebuah bandara baik dari segi kesiapan lahan maupun kesiapan teknis lain.

Setelah melakukan tinjauan lokasi, pihaknya akan menyampaikan ke tiga kementerian (Kemenhub, Kemenhan, dan Kemenkeu) untuk kajian demi kepentingan pembangunan fisiknya.

"Sementara ini Pemda hanya melakukan kajian lokasi yang dibutuhkan itu sekian, tapi untuk kelayakan tanah perlu dikaji ulang lebih mendalam tiga kementerian," jelas Deny.

TNI Angkatan Darat, ujar Deny, pada prinsipnya, mendukung pembagunan bandara di bekas bandara peninggalan Jepang sebagaimana kajian yang dilakukan Bappelitbangda Nagekeo, sebab lokasinya strategis dan ideal.

Baca juga: Ibu-ibu di Nagakeo Duduk di Tengah Jalan, Adang Aparat dan Petugas Menuju Lokasi Pembangunan Waduk Lambo

Menurutnya, ada kesepahaman soal penlok, antara Penlok 1 tahun 2011 dengan Penlok 2 tahun 2021.

Sebab, hampir 70-80 prersen Penlok 1 berada di tanah TNI, termasuk landasan pacu utama berada di atas tanah TNI. Sedangkan fasilitas pendukungnya seperti taxiway berada di tanah warga.

Sementara itu, Penlok 2 tahun 2021 berada di tanah Pemda Nagekeo, sedangkan, sarana pendukungnya berada di tanah TNI, sehingga, pihak TNI mendukung Pemda Nagekeo untuk membangun bandara sesuai dengan Penlok 2.

"Kunjungan bersama Bupati Nagekeo ini mau memastikan bahwa betul Penlok ini tidak di atas tanah TNI. Untuk main runway, sudah nyata di tanah Pemda, namun kita perlu melihat secara nyata Penlok ll untuk memastikan bahwa ini tidak di atas tanah TNI," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

Regional
Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Regional
Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Regional
Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Regional
Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com