Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Merendam 2 Desa di Bima, Warga Terpaksa Mengungsi

Kompas.com - 03/04/2023, 09:49 WIB
Junaidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com- Sejumlah warga di Desa Nisa dan Penapali, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Pasalnya, rumah mereka teredam banjir dengan ketinggian satu meter sejak Minggu (2/4/2023) malam hingga Senin (3/4/2023) pagi.

Baca juga: Getaran Banjir Terekam di Gunung Semeru Selama 1 Jam

Kepala Desa Nisa, Junaidin mengaku, banjir merendam permukiman warga sejak Minggu (2/4/2023) pukul 21.10 Wita.

"Sampai pagi ini air tak kunjung surut," kata dia saat dikonfirmasi, Senin.

Menurutnya, akibat genangan air yang cukup tinggi di sejumlah titik, sejumlah warga sampai mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Bahkan ada yang nekat bertahan dan makan sahur di tengah banjir.

"Kasihan warga, mereka harus berjibaku dengan banjir sejak semalam hingga sahur ini," ujarnya.

Baca juga: Sungai Suso di Luwu Meluap, 2 Kecamatan Terendam, 4 Rumah Warga Rusak Dihantam Banjir

Menurutnya, banjir di Desa Nisa dan Penapali ini adalah kiriman dari daerah aliran sungai yang berada di Kecamatan Monta.

Sebelumnya, luapan sungai akibat intensitas hujan yang cukup tinggi sore kemarin itu meredam rumah warga di Desa Simpasai, Kecamatan Monta.

Setelah surut lalu menghantam rumah warga Desa Nisa dan Penapali yang lokasinya cukup dekat dengan muara sungai.

Selain itu, kompleks Pasar Tente juga ikut teredam air dengan ketinggian lebih kurang 50 sentimeter.

"Iya, Pasar Tente terendam termasuk juga rumah warga Desa Penapali," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah yang dikonfirmasi, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com