Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Warga Wadas Gelar Tradisi Nyadran, Tegaskan Tolak Perusakan dan Perampasan Lingkungan

Kompas.com - 13/03/2023, 21:39 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO,KOMPAS.com - Menjelang Ramadhan, warga Desa Wadas, Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo melaksanakan tradisi Nyadran. Tradisi ini dilakukan warga setiap tahun.

Dalam tradisi itu, warga bermunajat, tahlil dan berdoa bersama untuk mendoakan para leluhur dan para pendiri Wadas, serta menegaskan bahwa warga menolak segala bentuk perusakan dan perampasan lingkungan.

Agenda ini dimulai dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan para pendiri Desa Wadas di Makam Pidikan dan Makam Dukuh Wetan. Dilanjutkan dengan berziarah di Makam Krajan di desa setempat.

Baca juga: Tradisi Nyadran: Sejarah, Makna, dan Ragam Kegiatan

"Warga merawat tradisi nenek moyang Nyadran atau berziarah ke makam. Nyadran ini bertujuan untuk mendoakan dan mengingat perjuangan para leluhur warga Wadas dalam menjaga alam desa Wadas," kata Siswanto, warga Desa Wadas pada keterangan tertulisnya Senin (13/3/2023).

Warga di Desa Wadas rutin ziarah di makam luluhur. Ada tiga makam yang dijadikan lokasi acara Nyadran ini.

"Kita percaya alam yang diciptakan tuhan selama ini telah menghidupi dan mensejahterakan masyarakat desa Wadas. Memang tradisi Nyadran ini biasanya rutin dilakukan sebelum datangnya bulan ramadhan," kata Siswanto.

Budaya yang telah dijaga selama ratusan tahun ini dilakukan dengan bersih-bersih makam para orang tua atau leluhur, membuat dan membagikan makanan tradisional, serta berdoa bersama di sekitar area makam.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 11.00 WIB, Kemudian makan siang bersama (kembulan). Dilanjutkan Shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Nurul Huda, Pengajian.

"Selain berziarah ke makam, warga juga melakukan kepungan atau makan bersama sebagai wujud rasa syukur warga Wadas karena telah di beri rejeki yang berlimpah dari alam desa oleh Allah SWT," kata dia.

Baca juga: Tradisi Nyadran: Sejarah dan Pengaruh Islam

Begitu berartinya tanah bagi warga Wadas, sehingga sebagian warga desa meyatakan akan terus mempertahankan tanah. Selain itu, warga akan tetap konsiten untuk merawat alam Desa Wadas demi masa depan anak cucunya.

"Selain itu, kepungan dan nyadran bersama ini juga bertujuan untuk mempererat kerukunan antar warga dan mengobarkan semangat warga Wadas untuk terus menjaga kelestarian alam Wadas yang telah dijaga dan diwariskan oleh leluhur," kata Siswanto.

Siswanto menyebut, jika tambang batuan andesit benar-benar akan dilakukan di desanya, ia khawatir, mata pencaharian warga akan hilang. Hal ini menurutnya akan memacu para warganya merantau ke luar daerah.

Ditambahkan, bahwa keinginan sebagian warga hingga saat ini tidak berubah yakni menolak penambangan di Wadas serta cabut Ijin Penetapan Lokasi (IPL) tambang andesit Wadas.

"Harapan warga itu dari dulu sampai sekarang hanya mneginginkancabut ipl, kita tetap menolak tambang, karena sejak awal prosesnya kita sudah menolak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com