KOMPAS.com - Benteng Amsterdam adalah sebuah bangunan bersejarah buatan Portugis yang berada di wilayah Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Benteng Amsterdam diketahui merupakan benteng tertua di provinsi tersebut.
Baca juga: Benteng Duurstede, Saksi Bisu Perlawanan Kapitan Pattimura yang Menjadi Destinasi Wisata Sejarah
Lokasi Benteng Amsterdam berjarak kurang lebih 42 km dari pusat Kota Ambon yang dapat ditempuh dalam waktu satu jam berkendara.
Luas batas terluar Benteng Amsterdam 5.860 meter persegi, sementara luas area gabungan struktur bastion benteng dan bangunan block huis di dalamnya sebesar 1.865 meter persegi.
Baca juga: Benteng Van der Wijck: Sejarah, Fungsi, dan Keunikan Bangunan
Dilansir dari laman Kemdikbud, Benteng Amsterdam mulanya hanya berupa bangunan loji milik Portugis yang dibangun oleh Francesco Serrao pada sekitar tahun 1512.
Saat itu bangunan loji ini difungsikan oleh Bangsa Portugis sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah.
Baca juga: Benteng Van den Bosch, Uniknya Pertahanan Belanda di Tempuran Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun
Namun ketika loji ini jatuh ke tangan Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal VOC Jan Ottens pada tahun 1637, bangunan ini diubah menjadi block huis dari batu yang dikelilingi pagar kayu.
Bangunan block huis ini kemudian diperkuat dan diperbesar pada tahun 1643 pada masa kepemimpinan Gubernur VOC di Maluku, Gerrad Demmer.
Baru pada masa kepemimpinan Gubernur VOC di Maluku, Arnold de Vlaming Van Oudshoorn (pengganti Demmer) block huis diberi nama nama Benteng Amsterdam dan diperkuat kembali tembok batu keliling lengkap dengan bastion pada tahun 1648 hingga 1656.
Perubahan fungsi Benteng Amsterdam sebagai benteng pertahanan ini tidak lepas dari adanya pertikaian antara VOC dengan Kerajaan Hitu yang terjadi pada tahun 1633 hingga 1654.
Keunikan Benteng Amsterdam adalah bentuk bangunannya yang terdiri dari sebuah bangunan unik berbentuk seperti sebuah balok dalam bahasa Belanda disebut block huis.
Block huis ini terdiri dari tiga lantai dan memiliki atap limas berukuran 100 meter persegi.
Terdapat satu teras gantung pada bagian utara lantai dua dan satu menara pengintai pada bagian paling atasnya.
Di sekelilingnya berdiri tembok setebal 1 meter dengan dua buah bastion di sudut timur laut dan barat daya.
Ada pula rampart (tempat berjalan) pada tembok sisi utara, timur, dan barat yang menghubungkan kedua bastion.