Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Tidur Nyenyak karena Banjir, Warga Perum Dinar Indah Semarang Minta Segera Direlokasi

Kompas.com - 14/02/2023, 17:23 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) minta pemerintah segera melakukan relokasi.

Hal itu disebabkan karena Perumahan Dinar Indah menjadi langganan banjir. Terkahir, banjir di perumahan tersebut memakan korban jiwa.

Ketua RW 26 Kelurahan Meteseh, Catur Hariyanto mengatakan, warga Perumahan Dinar Indah sudah lama tak bisa tidur nyenyak ketika terjadi hujan.

Baca juga: Perumahan Dinar Indah Semarang Jadi Langganan Banjir, Pengembang Menghilang sejak Tahun 2017

"Takut terjadi banjir lagi," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (14/2/2023).

Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah Kota Semarang segera melakukan relokasi warga yang bertempat tinggal di perumahan tersebut ke tempat aman.

"Yang diinginkan dari pemerintah kalau jangka panjang bersama warga ingin segera direlokasi," ujarnya.

Menurutnya, pembangunan tanggul sementara di Sungai Pengkol yang dekat dengan permukiman warga tak bisa jadi solusi permanen.

"Kalau hanya pembangunan tanggul dan peninggian masih kurang," imbuhnya.

Dia berharap, pemerintah juga bisa melakukan upaya agar aliran Sungai Pengkol bisa diluruskan. Sehingga, aliran sungai tak langsung mengarah ke permukiman warga.

Baca juga: Diguyur Hujan Berjam-jam, Sungai Pengkol Sempat Meluap ke Jalan Perumahan Dinar Indah Semarang

"Kalau bisa untuk jangka pendeknya itu meluruskan sungai, jadi lebih aman," ucap Catur.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengusulkan pembangunan groundsill di Sungai Mluweh untuk mengurangi besar energi arus sungai.

"Groundsill atau ambang sendiri merupakan bangunan yang didirikan secara melintang di tengah sungai," jelasnya.

Selain bertujuan mengurangi arus sungai, groundsill juga mencegah bagian bawah sungai tidak mengalami penurunan secara berlebihan.

Baca juga: Rusun Disiapkan untuk Warga Dinar Indah yang Langganan Banjir, Wali Kota Semarang: Agar Hidup Tenang

"Kita sudah usulkan ke Pemerintah Provinsi Jateng dan pemerintah pusat," ujarnya.

Menurutnya, Sungai Mluweh merupakan induk Sungai Babon. Jika curah hujan tinggi akan berdampak ke Perumahan Dinar Indah Semarang.

"Karena di Dinar Indah masih tanggul sementara jadi masih ada yang rembes mengakibatkan Dinar Indah menggenang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com