BREBES, KOMPAS.com - Sistem irigasi yang buruk masih menjadi momok menakutkan bagi sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah di saat musim tanam sekarang ini.
Tak mau menyerah, pompa air berbahan bakar gas (BBG) LPG 3 Kg disebut menjadi salah satu solusi demi mengairi lahan pertanian di tengah musim kemarau.
Selain karena lebih hemat, konversi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke BBG dinilai lebih praktis dan mudah didapat.
Baca juga: Harga Bawang Merah Melonjak, Inflasi Balikpapan Naik
Salah satu petani bawang merah di Desa Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Darma (49) mengaku terpaksa menggunakan bantuan pompa air untuk menyedot dari sumber air.
"Apalagi kemarau begini, saya khawatir sawah kering. Beruntung bisa pakai pompa air konversi untuk menyedot air baik dari sungai maupun sumur bor," kata Darma ditemui di areal persawahannya di Desa Limbangan Kulon, Brebes, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Puluhan Hektar Sawah Bawang Merah di Brebes Terendam Banjir, Petani Rugi Miliaran Rupiah
Seperti diketahui Brebes masih menjadi sentra bawang merah yang menyumbang lebih dari 15 persen produksi bawang merah nasional.
Bawang merah Brebes bahkan sampai diekspor ke luar negeri seperti Singapura. Demi keberlangsungan, banyak petani bertahan menghadapi berbagai kendala.
Darma mengaku sudah 20 tahun menjadi petani bawang merah. Dalam setahun, sedikitnya mengalami tiga kali musim tanam.
Untuk tanaman bawang merah di lahan seluas 1/4 hektare bisa menghasilkan 2 ton sekali panen.
"Kalau jualnya sudah ada pemborong. Infonya dijual sampai ekspor," kata Darma.
Darma mengatakan, lahan pertanian yang dikelola harus terus dialiri air. Selain menjaga konstruksi tanah agar tetap produktif, air juga digunakan untuk menyiram tanaman di pagi dan sore hari.
Menurut Darma, saluran irigasi di areal persawahannya memang belum baik. Alhasil dibutuhkan bantuan pompa untuk menyedot air dari berbagai sumber yang ada.
Darma mengatakan, awalnya ia menggunakan pompa air berbahan bakar BBM. Namun ia harus mengeluarkan uang lebih.
"Kalau sekali menyala, untuk 8 jam pompa air dibutuhkan 8 liter BBM. Itu kalau sekarang harganya sudah Rp 80.000," kata Darma.
Beruntung, Darma masuk sebagai petani sasaran dalam program Konversi BBM ke BBG Tahun 2021 dan mulai sebagai penerima manfaat sejak Maret 2022 lalu.