POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Lantaran akses jalan dan jembatan penghubung antar desa dan kecamatan ambruk dan hanyut diterjang banjir bandang pekan lalu, ratusan siswa di dua dusun di Desa Kalumammang, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat hingga kini masih terisolasi.
Para siswa yang biasanya naik sepeda atau ojek ke sekolah terpaksa harus menempuh perjalanan kaki hingga 10 kilometer dari desa mereka ke sekolah setiap hari.
Hingga kini, ratusan kepala keluarga di dua dusun di Desa Kalumammang masih terisolasi. Pasalnya, jembatan vital yang ambruk dan hanyut terkena air bah belum direnovasi.
Baca juga: Gedung PAUD Anyelir Masih Disegel, Murid Terpaksa Belajar di Luar meski Gerimis
Ratusan siswa SD, SMP hingga siswa SMA di dua dusun terisolasi itu kini terpaksa harus berjalan kaki 3 hingga 10 kilometer dari dusun mereka ke sekolah.
Setiap hari, para siswa yang melintasi sejumlah jembatan kecil dan sungai selebar 200 meter ini kerap menerabas arus sungai yang deras. Para siswa kerap tak bisa bersekolah saat sungai meluap lagi.
Maklum, dalam beberapa pekan terakhir kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di sepanjang muara sungai membuat jalur sungai tak bisa dilalui pejalan kaki karena kondisi arus yang membahayakan penyeberangan.
Seorang siswa SMP Satap Bum, Tiara dan Ceria mengatakan dirinya bersama ratusan siswa lainnya yang kehilangan akses jalan dan jembatan pasca hanyut diterjang banjir bandang, terpaksa melintasi sungai yang kerap arusnya deras karena jembatan yang selama ini mereka lewati terputus akibat diterjang banjir bandang.
"Terpaksa lewat sungai sejak jembatan putus karena banjir," ucapnya.
Karena melintasi sejumlah jembatan kecil dan muara sungai, para siswa terpaksa harus buka pasang sepatu berulang kali dalam perjalanan mereka ke sekolah dan sebaliknya.
Para siswa kerap tak bisa bersekolah lantaran muara sungai meluap dan membahayakan leselamatan penyeberangan secara manual.
Siswa yang berangkat ke sekolah kerap tertahan di muara sungai terutama jika tiba-tiba muara sungai meluap lantaran hujan deras di bagian hulu sungai.
“Sering tidak bisa menyeberangi sungai karena meluap, terpaksa pulang sebelum bisa sampai ke sekolah,” jelas Ceria.
Hingga saat ini, akses jalan penghubung dua dusun tersebut masih terisolasi, masyarakat yang ingin beraktivitas secara ekonomi seperti bepergian ke pasar atau menjual hasil bumi ke pasar terpaksa harus melintasi muara sungai berarus deras.
Baca juga: Ratusan Murid di Deli Serdang Terpaksa Belajar di Teras Kelas, Tiga Warga Segel Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.