Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Tambakrejo Semarang Pilih Ganti Profesi Jadi Kuli Bangunan

Kompas.com - 07/10/2022, 21:26 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebagian nelayan di Tambakrejo, Kota Semarang memilih ganti profesi kerena harga bahan bakar minyak (BBM) naik dan hasil tangkapan ikan tak lagi menjanjikan.

Ketua Paguyuban Armada Laut Tambakrejo Marzuki mengatakan, sejak harga BBM naik banyak nelayan yang memilih profesi lain karena pemasukan tak seimbang.

"Sebagian nelayan ganti profesi ada yang jadi kuli bangunan atau kerja harian untuk mencukupi kebutuhan keluarga," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Subsidi BBM Belum Merata, Nelayan di Semarang: Saya sebagai Ketua Paguyuban Aslinya Jengkel, Mangkel dan Emboh

Dia menjelaskan, total nelayan di Tambakrejo, Kita Semarang berjumlah 46 anggota. Sebagain alih profesi karena hasil laut sudah tak menjanjikan.

"Sekarang tangkapan kita berkurang, namun harga BBM malah naik. Padahal harga kebutuhan pokok naik semua sekarang," paparnya.

Saat ini dalam sehari paling banyak mendapatkan penghasilan dari mencari ikan ke laut sekitar Rp 150.000 sekali jalan.

"Padahal dulu sekitar 2012 dalam sehari bisa dapat Rp 500.000," paparnya.

Apalagi, lanjutnya, sampai saat ini mayoritas nelayan di Tambakrejo belum mendapatkan bantuan subsidi BBM yang dijanjikan oleh pemerintah.

"Kita sudah antipati dengan bantuan itu," kata Marzuki.

Menurutnya, sistem bantuan subsidi BBM untuk nelayan terlalu rumit. Hal itu membuat para nelayan harus meluangkan waktu berhari-hari untuk mendapatkan surat rekomendasi.

"Padahal kita harus kerja terus, kalau tak kerja tak ada penghasilan untuk keluarga," ujarnya.

Dia sebagai ketua paguyuban nelayan sudah tak mengharapkan bantuan tersebut. Dia mengaku sudah pusing dengan mekanisme subsidi BBM untuk nelayan yang rumit itu.

"Saya sendiri mikir sistem subsidi itu sudah pusing apalagi kawan-kawan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com