Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Ongkos Angkot di Lumajang Dinilai Terlalu Tinggi

Kompas.com - 23/09/2022, 19:37 WIB
Miftahul Huda,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUMAJANG KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal bulan lalu berdampak pada semua sektor kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali tarif angkutan umum di Lumajang, Jawa Timur.

Tarif angkutan di Lumajang mengalami kenaikan yang bervariasi sejak pemerintah mengumumkan harga BBM.

Seperti yang tertera di pintu kendaraan, tarif untuk pelajar kini Rp 4.000. Naik Rp 1.000 dibandingkan sebelum BBM naik.

Baca juga: Dishub Padang Usulkan Tarif Angkot Naik 30 Persen, Segini Perkiraannya

Sedangkan, untuk penumpang umum, kenaikannya lebih tinggi lagi. Biasanya, sekali perjalanan hanya dikenakan biaya Rp 5.000. Kini, penumpang harus merogoh kocek lebih dalam lagi karena tarifnya naik jadi Rp 8.000.

Kenaikan harga itu ternyata dinilai terlalu tinggi oleh sebagian penumpang. Utamanya, tarif untuk masyarakat umum.

Rihana, salah satu warga mengaku selisih kenaikan tarif untuk masyarakat umum dinilai terlalu tinggi. Apalagi kenaikan lebih dari 50 persen.

Padahal, angkutan umum masih jadi andalan para pelaku dagang di pasar seperti Rihana. Setiap hari, ia mengaku sering menggunakan angkutan umum untuk pergi ke pasar.

“Naiknya tinggi, Rp 3.000. Padahal saya hampir tiap hari naik angkot buat dagang riwa-riwi pasar,” kata Rihana di Terminal Pasar Baru, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Pj Wali Kota Umumkan Kenaikan Tarif Angkot Saat HUT Kota Ambon, Berikut Rinciannya

Senada dengan Rihana, Lamiskan, pedagang kelapa di Pasar Baru Lumajang juga merasakan kenaikan harga angkutan umum sangat memberatkan.

Meski tidak setiap hari pergi ke pasar, bagi Lamiskan, naiknya harga angkot mengurangi penghasilannya setiap hari.

Ia khawatir jika harga kelapanya dinaikkan, pembelinya akan semakin berkurang. Padahal, keluarganya sangat menggantungkan kebutuhan pokok dari berjualan hasil kebunnya itu.

"Bingung mau pakai apa ngangkutnya, sudah biasa pakai angkot, tapi ini naiknya mahal sekali, mau naikkan harga kelapa juga takut gak ada yang beli," terang Lamiskan.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Murdiato mengatakan adanya kenaikan itu dinilai wajar dan tidak melanggar aturan.

Namun, ia menyampaikan adanya tarif baru itu juga tidak serta merta jadi patokan. Sebab, penumpang dan pengemudi bisa saling membuat kesepakatan tarifnya.

Baca juga: Resmi, Tarif Angkot di Kabupaten Bogor Naik Rp 2.000

“Prinsipnya begini, kesepakatan dibangun antar sopir dengan penumpang. Karena harus saling memahami situasi dan kondisi saat ini,” jelas Yudha.

“Kalau penumpang pengertian mereka akan memberi tambahan (uang). Ini (tarif baru) tidak memaksa, sifatnya suka rela,” katanya melanjutkan.

Lebih lanjut, Yudha menjelaskan, pihaknya masih belum menentukan tarif baru perjalanan angkutan umum. Sebab, Dishub tengah fokus penyelesaian bantuan tunai langsung (BLT) untuk kebutuhan BBM bagi para sopir angkutan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com