Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Tidak Tepat Sasaran, Sejumlah Pemuda Papua Dukung Kenaikan BBM

Kompas.com - 11/09/2022, 10:27 WIB
Dhias Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Dengan banyaknya aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa wilayah Indonesia, ada beberapa pemuda dari Papua yang justru mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Steve Mara, salah satu pemuda Papua menganggap menaikan harga BBM bersubsidi adalah sebuah kebijakan yang tepat dan harus dilakukan pemerintah.

Menurut dia, selama ini subsidi BBM justru dinikmati orang yang memiliki kemampuan ekonomi cukup tinggi.

Baca juga: Warga Palopo Antre BLT BBM, Nurwahida: Bantuan Ini Sangat Membantu, Semua Harga Naik

"Kebijakan subsidi untuk BBM ini tidak tepat sasaran jika mau terus dilanjutkan, bahkan saya berani usulkan pemerintah tidak perlu lakukan subsidi, biarkan harga BBM di Indonesia disesuaikan dengan perhitungan keekonomian yang disampaikan oleh Menteri Keuangan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/9/2022).

Pendiri Melanesian Youth Diplomacy Forum dan juga Ketua Pemuda Lira Provinsi Papua ini mengusulkan pemerintah melakukan subsidi parsial, artinya ada daerah dan kendaraan tertentu yang tidak diberikan subsidi dan diberikan subsidi.

Termasuk untuk kendaraan roda dua yang ia anggap tidak selalu menunjukan kelas ekonomi memenuhi seseorang karena sudah ada motor kelas menengah yang memiliki harga tinggi.

"Contohnya kendaraan angkutan umum perlu diberikan subsidi namun mobil dengan tipe kelas A dab B atau mobil mewah harus diberlakukan harga penuh. Berlaku juga untukk kendaraan bermotor roda dua dengan merk tertentu yang pembeliannya diharga Rp 40 juta keatas tidak perlu disubsidi oleh pemerintah, sedangkan motor tipe standar dapat disubsidi pemerintah," tuturnya.

Mengenai banyaknya aksi demonstrasi di Indonesia karena menolak kenaikan harga BBM, Steve tidak menyalahkannya, namun ia mengimbau aksi tersebut dilakukan dengan santun dan tidak melakukan aksi perusakan yang justru akan merugikan banyak pihak.

"Saya Steve Mara dari Papua, mengajak anak-anak muda untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan diri dan kepentingan orang banyak khususnya dalam masa penyesuaian BBM ini, kita boleh mengkritisi kebijakan, tetapi marilah gunakan alasan yang logis dengan cara-cara yang cerdas dan bermartabat," kata Steva yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pertahanan KNPI.

Senada dengan Steve, Saka seorang Barista di Jayapura juga setuju dengan penyesuaian harga BBM karena menilai subsidi bisa diberikan untuk hal lain.

Ia melihat selama ini banyak kendaraan yang tergolong mahal tapi masih menggunakan BBM bersubsidi.

"Ya subsidi kalau tepat sasaran tidak apa-apa, kalau boleh ada cara untuk memastikan subsidi tepat sasaran supaya benar-benar subsidi dinikmati masyarakat yang berhak," kata dia.

Saka juga menginginkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dan Subsidi BBM untuk pekerja yang digulirkan pemerintah sebagai kompensasi penyesuaian harga BBM bersubsidi, bisa diberikan kepada yang berhak.

Baca juga: Perjuangan Ayu Setyorini untuk Dapatkan BLT BBM, Antre Berjam-jam Sambil Gendong Bayinya

Menurut dia, selama ini banyak program bantuan yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran.

"Bantuan-bantuan sebelumnya saja banyak yang kurang tepat, seperti BLT ada juga yang berkecukupan juga ikut terima, nah BLT BBM dan bantuan lainnya jangan sampai seperti itu, ferifikasi dan pengawasannya harus diperketat," kata Saka.

Sebelumnya pemerintah telah melakukan penyesuaian terhadap harga BBM bersubsidi. Pertalite yang awalnya dijual dengan harga Rp. 7.650 per liter saat ini menjadi Rp. 10.000 per liter, Solar yang sebelumnya Rp.5.150 per liter menjadi Rp. 6.800 per liter dan harga pertamax dari Rp. 12.500 per liter menjadi 14.500 perliter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com