SALATIGA, KOMPAS.com - Seorang siswa sekolah dasar di Salatiga tidak masuk sekolah selama satu minggu. Penyebabnya, siswa tersebut tidak memakai seragam baru layaknya siswa yang lain.
Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng Noegroho Rachmadi mengatakan, siswa tersebut mengalami kendala psikologis karena mendapat komentar dari orangtua siswa yang lain.
"Ada anak yang belum mendapat seragam, ini murni karena masalah ekonomi. Ibunya buruh cuci dengan penghasilan Rp 200.000 per minggu, sementara ayahnya sedang di Kendal karena orangtuanya sakit," jelasnya di SD Negeri Sidorejo Lor 1, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Ini Alasan Kejari Belum Tahan 2 Tersangka Korupsi Belanja Seragam Dinas Damkar Depok
Sinoeng mengungkapkan, di sekolah tersebut tidak ada pungutan, termasuk untuk pembelian seragam. Orangtua siswa secara kolektif membeli seragam.
"Seragam untuk siswa ini belum diambil, pihak sekolah sudah ke rumah untuk memberitahu, namun tidak ketemu orangtuanya," jelasnya.
Menurut Sinoeng, masalah ini sudah selesai karena siswa sudah masuk sekolah dan antar orangtua juga terjalin komunikasi.
"Semuanya soal komunikasi, anak sudah sekolah dan ceria kembali. Untuk para orangtua, harus saling memahami karena kondisi ekonomi dan psikologi setiap keluarga berbeda," paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini mengungkapkan setelah ada persoalan mengenai seragam tersebut, sudah ada tim yang melakukan investigasi.
"Ini misskomunikasi, karena dari sekolah mencari orangtua tidak ketemu, jadi pesan tidak tersampaikan. Orangtua kerja serabutan," ungkapnya.
Menurut Nunuk, selain karena persoalan tersebut, sang anak tidak masuk sekolah juga karena sakit. "Ada sakit juga, tapi sekarang sudah sembuh. Tidak ada pembullyan, anaknya butuh motivasi," paparnya.
Nunuk mengatakan, setiap sekolah yang akan mengambil keputusan harus berdasar musyawarah. "Buat berita acara, kalau ada siswa tidak mampu, kita cari solusi, banyak program bantuan. Siapa pun itu, seluruh anak di Salatiga wajib mendapat pendidikan yang baik, tidak pandang latar belakangnya," tegas Nunuk.
Orangtua siswa, F mengatakan anaknya tidak masuk sekolah selama seminggu karena sakit. "Anaknya minder karena tidak pakai seragam, butuh diberi pemahaman. Tapi sekarang sudah sekolah lagi," paparnya.
Baca juga: Sederet Fakta Kasus Pemaksaan Penggunaan Jilbab di Bantul, Soal Aturan Seragam hingga Rekonsiliasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.