Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Penerima Vaksinasi Gotong Royong, Sulit Akses Booster hingga Ditolak Faskes Pemerintah

Kompas.com - 05/05/2022, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pada saat mayoritas masyarakat Indonesia sudah bisa mengakses vaksin dosis ketiga (booster) secara mudah dan gratis, sejumlah peserta program Vaksinasi Gotong Royong justru kesulitan mendapatkannya.

Mereka mengaku "menyesal" mengikuti program yang diinisiasi oleh para pengusaha pada dengan dalih "untuk mempercepat program vaksinasi".

Beberapa pekerja bercerita kepada BBC News Indonesia mengenai bagaimana sulitnya mereka mengakses vaksin booster. Mulai dari ditolak ketika datang ke fasilitas vaksinasi gratis yang diselenggarakan pemerintah hingga ditawari membeli vaksin.

Juru bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengklaim stok vaksin booster yang disediakan untuk Vaksinasi Gotong Royong sebetulnya mencukupi.

Baca juga: Kemenkes Sebut Vaksin Zifivax Bisa Dipakai sebagai Booster Vaksinasi Gotong Royong

Sementara itu, Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan akan "menunggu pengelola vaksin Sinopharm untuk bersinergi menyikapi pemberian dosis ketiga" bagi peserta Vaksinasi Gotong Royong.

Kara—bukan nama sebenarnya—mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua pada Juni dan Juli 2021 melalui program Vaksinasi Gotong Royong yang diinisiasi oleh perusahaan tempat dia bekerja saat itu.

Pada saat itu, pemerintah masih memprioritaskan akses vaksin bagi tenaga kesehatan, lansia, serta kelompok rentan lainnya. Oleh sebab itu, Kara pun memutuskan untuk mengikuti program vaksinasi yang diadakan oleh perusahaannya.

"Waktu itu saya [bekerja di] bidangnya cukup terlibat dengan banyak orang, jadi saya merasa perlu segera vaksin, akhirnya saya ikut," kata perempuan berusia 27 tahun yang kala itu bekerja di sebuah perusahaan otomotif di Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga: Booster Gratis, Menkes Pastikan Vaksinasi Gotong Royong Tetap Ada

Pada akhir 2021, Kara mengundurkan diri dan pindah kantor ke wilayah Jakarta. Hal ini membuat dia tidak bisa lagi mengikuti program vaksinasi yang diadakan oleh kantor sebelumnya.

Setelah program vaksinasi ketiga atau booster mulai digelar pemerintah dan masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya, Kara pun mulai mencari informasi.

Pada awal April lalu, Kara mendatangi sejumlah tempat vaksinasi gratis yang diadakan oleh pemerintah.

"Saya datang itu selalu ditolak karena katanya, 'Ini kan vaksin Sinopharm, Vaksin Gotong Royong, kami nggak terima karena Vaksin Gotong Royong itu berbayar dan vaksin booster-nya juga harus Sinopharm'," kenang Kara menirukan ucapan petugas kepadanya.

Baca juga: PT Timah Gelar Vaksinasi Gotong Royong untuk Masyarakat

Sejauh ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan memang baru mengizinkan penerima vaksin primer Sinopharm untuk mendapat booster dari jenis yang sama.

Lantaran berulang kali ditolak, Kara pun mendapat informasi terkait sebuah klinik di Jakarta Selatan yang melayani vaksinasi booster dengan syarat pemesanan minimal dua dosis.

Tetapi, Kara harus membayar sebesar Rp 300.000 per dosis.

Keluhan serupa juga muncul di media sosial. Sejumlah orang membagikan tangkapan layar yang menunjukkan bahwa untuk mendapatkan booster Sinopharm mereka harus membayar Rp265.000 hingga Rp 1 juta.

Baca juga: Pemprov DKI dan Kadin Gelar Vaksinasi Gotong Royong untuk WNA, Banyak Diikuti Ekspatriat

"Bagi saya sih cukup memberatkan, karena yang lain bisa dapat vaksin seperti Pfizer dan Moderna itu dengan gratis, tapi kami malah harus bayar Rp300.000," tutur dia.

Kara pun belum mendapatkan booster sampai ketika BBC Indonesia mewawancarainya pada pekan lalu.

"Jujur, saya menyesal ikut Vaksinasi Gotong Royong karena ternyata dua sampai tiga bulan kemudian banyak vaksin seperti Sinovac, Moderna, Pfizer diberikan gratis kepada masyarakat. Kalau saya tidak ikut vaksin Sinopharm (Gotong Royong), dan ikut mereka (program pemerintah) kan juga aksesnya mudah, tidak sesulit yang dibayangkan sebelumnya," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com