KOMPAS.com - Google Maps bisa menjadi solusi bagi pengendara yang tak hafal rute perjalanan. Namun, tak jarang, peta online tersebut justru membuat pengendara tersesat.
Okky, warga Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pernah mengalami kejadian tersebut pada 3 November 2021.
Mobil pikap yang dikemudikannya terperosok ke sungai usai mengikuti petunjuk Google Maps.
Ia mengatakan, sebenarnya ada jalan yang lebih besar untuk dilewati mobil, tetapi Google Maps mengarahkan dirinya untuk melewati jalur alternatif.
Baca juga: Ikuti Google Maps, Mobil Pikap Lewati Jembatan Bambu, Alhasil Terperosok ke Sungai
Peristiwa serupa dialami Agus, seorang sopir truk kontainer.
Truk yang dikemudikannya tersasar di jalan sempit di Dusun Mrincingan, Desa Margomulyo, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 8 Maret 2022.
Awalnya, Agus berniat mencari jalan pintas, hingga akhirnya Google Maps mengarahkannya ke jalan sempit tersebut.
Baca juga: Penampakan Truk Kontainer 10 Jam Terjebak di Jalan Dusun Sleman gara-gara Sopir Ikuti Google Maps
“Berusaha menggunakan jalan yang besar-saja saja,” ujarnya dalam pesan elektronik kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022).
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kesalahan pemberian label yang ditempelkan pada jalur tersebut.
Baca juga: Cerita Nurma, Tersesat di “Hutan Keramat” Grobogan Selama 3 Jam Usai Pakai Google Maps
Pemberian label itu, terang Onno, kemungkinan dilakukan oleh manusia.
Kesalahan pemberian label bisa saja terjadi bila orang yang memberi label tidak familiar dengan kondisi setempat.
“Kemungkinan data yang ada tidak bisa membedakan antara jalan hewan atau binatang, jalan setapak, jalan motor, gang kecil, gang motor, jalan kecil mobil, jalan mobil, jalan raya, jalan tol, dan lain-lain. Itu yang menyebabkan kesalahan,” ucapnya.
Baca juga: Salah Lihat Google Maps, Pengendara Sepeda Motor Ini Melintas di Tol Gayamsari Semarang Tanpa Helm